IM.com – Peringatan hari Tubercolusis sedunia menjadi momentum bagi Pemerintah Kota Mojokerto untuk mengedukasi para orang tua tentang penyakit TBC (batuk dan flu). Eedukasi dan skrinning untuk anak-anak diberikan melalui seminar bertema Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa.
Seminar digelar Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (Dinkes P2KB) di Hall lantai 4 MPP Gajah Mada pada Kamis (24/3/2022). Sementara skrinning TBC dilakukan kepada 100 orang balita stunted
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam arahannya berpesan kepada para orang tua yang putra putrinya dinyatakan kurang sehat atau sedang menderita suatu penyakit agar tetap memeriksakan anaknya ke Posyandu di lingkungan masing-masing. Mereka juga diminta mengikuti arahan dari para kader.
“Mohon panjenegan juga sabar rutin berkunjung ke Posyandu untuk terus rutin mengikuti apa yang diarahkan, apa yang disarankan oleh kader-kader pendamping panjenengan. Kalau disuruh nimbang ya ditimbang, dan kalau berat badannya kurang diberi gizi. Para orang tua harus sabar dan telaten anak-anak itu tidak semuanya suka makan, anak-anak itu juga kecenderungan milih-milih makanan tidak semua jenis makanan mereka doyan,” ujar Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita.
Ning Ita menyampaikan bahwa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto melalui para kader kesehatan adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mengantarkan anak-anak Kota Mojokerto. Dengan demikian, ke depannya akan menjadi generasi penerus dari bangsa yang sehat, pintar dan berkualitas.Ditambahkan oleh Kabid Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB dr.Lily Nurlaily balita stunting termasuk kelompok rentan.
“Dimana anak-anak ini bukan hanya ada masalah terkait tinggi badannya akan tetapi ditemukan permasalahan kesehatan lainnya, entah itu infeksi kronis ataupun infeksi lainnya,” jelas Lily.
Ia juga menjelaskan antara TB atau infeksi kronis pada anak dengan stunting ini sangat erat kaitannya. Dengan melakukan skrining, lanjut Ning Ita, maka kita bisa mendeteksi sedini mungkin pada anak-anak di Kota Mojokerto bagaimana untuk status TB-nya.
“Begitu kita temukan kita obati harapannya dua sampai tiga bulan berikutnya berat badan bisa naik sampai enam bulan kedepan maka akan mempengaruhi tinggi badan anak tersebut sehingga bisa lepas dari stunting,” pungkasnya. (im)