IM.com – Bencana kekeringan di Kabupaten Mojokerto meluas dari satu desa menjadi tiga desa. Akibatnya, 9.459 jiwa di tiga desa tersebut mengalami kesulitan air bersih. Untuk membantu meringankan beban warga, Kodim 0815 Mojokerto mengirimkan bantuan air bersih bagi warga.
Salah satu dusun yang dipasok bantuan air yakni Dusun Kandangan Sumber Desa Kunjorowesi, Kamis (31/08/2017) sore. Bantuan air bersih ini merupakan bentuk kepedulian sosial terhadap masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih.
Distribusi 2 tangki air bersih masing-masing tangki kapasitas 5.000 liter bagi 180 KK di RT 10 dan 11 RW 02 Dusun Kandangan Sumber Desa Kunjorowesi. Kades Kunjorowesi Susi Sudarsono yang diwakili Ketua RT Suyitno mengucapkan terima kasih atas bantuan air ini.
“Mudah-mudah setelah kegiatan ini, ada yang memberikan air bersih lagi. Kami sangat berterimakasih sekali, dengan bantuan air bersih ini bisa mengatasi kekurangan air bersih yang dialami warga kami,”.
Bantuan air bersih dari Kodim ini diserahkan oleh Danramil 0815/12 Ngoro Kapten Chb Djenal Abidin yang didampingi Pelda Sentot, Pelda Supriono, Serma Kasiran, Sertu Abdurrahman dan Babinsa setempat Sertu Arysad.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini mengatakan, jika sebelumnya kekeringan hanya melanda Desa Kunjorowesi, Ngoro, saat ini dua desa lainnya juga krisis air bersih. Yakni Desa Kutogirang dan Manduro Manggung Gajah di Kecamatan Ngoro.
“Dua desa (Manduro dan Kutogirang) itu sebelumnya mendapatkan air bersih dari PAM Simas yang sumbernya dari Duyung, Trawas (Mojokerto). Cuman debit air saat ini kecil karena ada yang membelokkan air ke wilayah Pasuruan, akhirnya debit air ke bawah kecil, pipa memang melalui wilayah Pasuruan,” kata Zaini.
Zaini menjelaskan, ketiga desa itu terletak di lereng Gunung Penanggungan. Penduduk setempat tak bisa mengakses air tanah lantaran tak adanya sumber air. Pengeboran yang dilakukan warga sampai kedalaman puluhan meter tak menemukan sumber air. Sehingga warga setempat mengandalkan saluran air dari sumber di wilayah Trawas atau tadah hujan saat musim penghujan.
Akibat kekeringan ini, saat ini ribuan penduduk di tiga desa tersebut mengalami krisis air bersih. Ribuan warga terdampak diantaranya 937 KK atau 3.954 jiwa di Desa Manduro Manggung Gajah, 1.346 KK atau 3.355 jiwa di Desa Kutogirang dan 542 KK atau 2.150 jiwa di Desa Kunjorowesi. “Total warga yang mengalami kesulitan air bersih ada 2.825 KK atau 9.459 jiwa,” terangnya.
Krisis air bersih di tiga desa ini, kata Zaini telah dibahas dalam rapat antara Bappeda dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto. Pihaknya akan membuat MoU dengan Pemkab Pasuruan terkait pembagian air bersih dari sumber di Duyung, Trawas.
Sementara penanganan jangka pendek, tambah Zaini, dilakukan suplai air bersih ke tiga desa menggunakan mobil tanki air. Setiap hari, 7 tanki air dikirim ke tiga desa tersebut. Desa Kunjorowesi mendapat jatah 3 tanki, Manduro Manggung Gajah dan Kutogirang masing-masing 2 tanki.
Setidaknya kebutuhan air penduduk untuk mandi dan masak tercukupi. “Kami juga menggandeng kalangan pengusaha untuk memberi bantuan, rencana penyaluran air bersih kami gilir agar tak bertabrakan,” tandasnya. (kus/dim/uyo)