IM.com – Guru mata pelajaran Geografi sekolah menengah atas di Kabupaten-Kota Mojokerto mengikuti diklat sistem informasi manajemen pengembangan keprofesian berkelanjutan (SIM-PKB).
Diklat ini merupakan strategi pemerintah guna meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan sesuai tantangan jaman. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Geografi SMA Kab/Kota Mojokerto di SMAN 1 Kutorejo selama 2 hari Sabtu 14 – Minggu 15 Oktober 2017). Rencanya juga 26-27 Oktober sebagai tahap kedua,
“Orientasi kegiatan ini jelas untuk peningkatan kualitas pengajaran geografi di sekolah. Selain me-refresh metode pengajaran, diklat ini juga untuk mengintegrasikan pendidikan karakter pada peserta didik,” ujar Agus Dwi Santoso, S.Pd., Ketua MGMP Geografi Kota Mojokerto juga guru SMAN 2 Kota Mojokerto.
Menurut Agus, kegiatan diklat kali ini harusnya diikuti 40 guru geografi. Namun yang 10 guru dari Kota sudah melaksanakan diklat lebih dulu. Baru untuk 30 guru geografi di Kabupaten Mojokerto pelaksanaannya baru sekarang.
“Intinya kita harus menempah diri melalui berbagai cara. Apalagi pemerintah melalui LPMP maupun P4TK sudah memfasilitasi kita. Gurunya berkualitas tentu muridnya lebih berkualitas,” tandas Agus didampingi Ana Rosita, S.Pd., Ketua MGMP Geografi SMA Kabupaten Mojokerto.
Sementara itu, kegiatan Diklat SIM-PKB yang dibuka langsung Mariyono, S.Sos., Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kab/Kota Mojokerto ini, terkesan sangat familier. Meski baru duduk sekitar dua minggu, Mariyono sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang bersifat peningkatan kompetensi pendidik.
“Peningkatan kompetensi pendidik seperti ini sesuai tuntutan jaman. Sangat bagus diikuti. Oleh karenanya, semua guru jangan harapkan kompetisi. Kompetisi itu terjadi karena untuk prestasi. Prestasi terbentuk bila para guru juga memiliki kompetensi. Itu rasionalisasinya,” ujar lelaki asli Surabaya yang fasih berbahasa Inggris dan ahli IT itu.
Lebih lanjut dijelasnya Mariyono, pelaksanaan Diklat SIM-PKB merupakan tahap pertama yang harus dilalui para pendidik. Hal ini berhubungan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidik.
Tahap kedua, kemitraan institusi dengan para MGMP di setiap mapel akan dilakukan terus sebagai bentuk dukungan dan tindak lanjut kebijakan pembangunan pendidikan. Tahap ketiga, semua hal yang berkaitan dengan kualitas pendidikan maupun guru, tentunya akan melewati tahap verifikasi dan validasi.
“Saya hanya berharap, para pendidik lebih kompeten dalam proses belajar mengajar. Semua yang dilakukan pendidik juga terpantau jelas. Makanya, yang tahu dan dapat memperbaruhi data pendidik adalah yang bersangkutan sendiri. Logikanya, kalau gurunya berkompeten, tentu peserta didiknya juga berkualitas,” ucap Mariyono serius dihadapan 30 peserta Diklat SIM – PKB Mapel Geografi. (use/uyo)