Penulis : Yuswanto, S.Pd. Guru SMA Negeri 1 Bangsal, Kabupaten Mojokerto
IM.com – Bergulirnya program full day school (FDS) membawa konsekuensi tersendiri dalam proses belajar mengajar (PBM). Pertambahan waktu seperti menjadi penguras energi, baik bagi guru maupun siswa. Hal ini butuh strategi untuk menyikapinya dalam PBM. Apalagi bila waktu pembelajaran sudah di atas jam 12.00 WIB.
Guru harus tajam menganalisis kondisi fisik siswa. Logikanya, bila kondisi fisik siswa lemah, maka materi sebagus apapun tak kan mudah diserap siswa. Disinilah letak kompetensi guru dalam PBM diuji. Guru harus mampu menyiapan metode PBM yang menarik dan tetap dapat memantik siswa dalam PBM.
Salah satu metode PBM yang dapat dijadikan model adalah pembelajaran di luar kelas (outdoor education). Siswa yang sudah bosan di dalam kelas, sepatutnya diajak menikmati suasana fresh di luar kelas.
Model pembelajaran ini sangat fleksibel dan dapat digunakan untuk seluruh mata pelajaran di sekolah. Suasana yang segar, rileks, dan lebih santai, tentu menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian, siswa dapat menyerap materi pelajaran secara maksimal.
Beberapa yang perlu dipertimbangkan sebelum memakai model ini adalah : (1) kesesuaian pokok bahasan; (2) kondisi luar kelas yang memadai; (3) media pembelajaran di luar kelas yang bisa dimanfaatkan; (4) pemahaman guru atas model outdoor education; (5) teknik pengkondisian siswa; dan (6) situasi sosial yang mendukung. Bila unsur-unsur itu terpenuhi, tentunya model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan baik.
Keuntungan penggunaan model outdoor education untuk proses pembelajaran, adalah : (1) siswa dihadapkan pada situasi yang menyenangkan; (2) siswa dapat lebih fokus dan faktual dalam memahami materi pelajaran; (3) psikis siswa dapat dimotivasi secara terintegrasi dengan dukungan situasi luar kelas; (4) siswa dapat diajak berinteraksi secara intensif agar lebih cepat menguasai materi; dan (5) siswa dapat diajari bagaimana mengendalikan diri dalam pembelajaran di luar kelas sebagai bagian dari pendidikan karakter yang terintegrasi.
Perlu dipahami pula, bahwa model pembelajaran outdoor education dapat pula dipadu dengan keterampilan guru yang lain. Bilamana guru memiliki kemampuan untuk outdoor activity, siswa juga dapat diajak sejenak bermain.
Bagaimana pun, outdoor activity adalah bagian tak terpisahkan dalam outdoor education. Sementara itu, pemahaman terhadap outdoor education jangan sampai terbatas pada penyampaian materi yang faktanya ada di luar kelas. Outdoor education juga berhubungan dengan lokasi tertentu sebagai zona pembelajaran.
Guru yang kompeten dalam penggunaan model outdoor education, tentu akan dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Menyiasati keadaan siswa yang semakin sore makin tak bertenaga, harus dilakukan dengan penerapan metode pengajaran yang tepat.
Outdoor education adalah salah satu pilihan untuk dapat digunakan. Sosok guru yang kompeten adalah guru yang sangat tahu dan peduli dengan kondisi siswanya. Memanfaatkan lingkungan sekolah akan memberikan nilai tersendiri atas inisiatif dan kreatifitas seorang guru.*