IM.com – Komunitas guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang tergabung dalam MGMP BK Kabupaten Mojokerto, menggelar Pendidikan dan Latihan Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesioan Berkelanjutan (Diklat SIM PKB).Kegiatan itu digelar di SMAN 1 Puri Mojokerto pada (18-31/10) yang diikuti sebanyak 26 guru BK jenjang SMA se-Kabupaten Mojokerto.
Diklat SIM PKB Mapel BK ini dimaksudkan untuk peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru BK. Adapun kompetensi dan profesionalisme yang diharapkan, guru BK dapat berinovasi dalam penyusunan program kerja dan kegiatan di sekolah. Sehingga pelayanan terhadap peserta didik di sekolah semakin baik.
“Melalui diklat ini, tentu kita berharap banyak. Setidaknya para guru BK lebih update informasi dan mengedepankan kepentingan pembimbingan anak-anak di sekolah. Saya yakin setelah diklat ini, guru BK lebih mampu menyusun program kegiatannya yang lebih baik, inpiratif serta kreatuf. Pada akhirnya pelayanan untuk peserta didik juga lebih baik,” ungkap Nur Cholis, M.Pd., Ketua MGMP BK SMA Se-Kabupaten Mojokerto.
Ditemui disela-sela pelaksanaan Diklat, Nur Cholis menyampaikan keluhan anggota komunitasnya. Dikatakan Cholis, dalam proses supervisi yang dilakukan pengawas, terkadang ada pengawas yang tidak memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guru BK di sekolah. Sehingga hal itu acapkali membuat guru BK sempat binggung di sekolah.
“Ada beberapa pengawas sekolah dari cabdin Kab/Kota Mojokerto yang kurang memahami tupoksi guru BK. Makanya tak ayal bila saat melakukan supervisi di sekolah, pengawas sekolah selalu menanyakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada guru BK. Padahal guru BK tidak menyiapkan RPP dalam melaksanakan tugasnya, melainkan menyiapkan program kegiatan (PK) untuk menjalankan tupoksinya di sekolah. PK itulah yang menggantikan RPP bagi guru BK,” ujar guru BK SMAN 1 Puri yang sudah mengajar lebih dari 16 tahun itu.
Sementara itu, menyadari pentingnya peran guru BK di sekolah, Yusuf Hermawan, S.Pd., guru BK SMAN 1 Bangsal menyatakan, sudah waktunya guru BK menyadari posisinya. Guru BK adalah konseling masa depan anak di sekolah. Oleh karenanya, guru BK harus lebih kreatif, berinisiatif tinggi, dan selalu update informasi sesuai kebutuhan peserta didiknya.
“Apapun yang terjadi pada siswa, guru BK penting dan strategis peranannya. Untuk itu, kita harus selangkah lebih maju dibanding peserta didik dalam hal wawasan dan keilmuan. Peserta didik tak hanya butuh materi pelajaran, mereka juga sangat butuh motivasi agar mampu mengembangkan potensi dirinya. Guru BK yang inisiatif dan kreatifitasnya pemikirannya tinggi, tentu signifikan dengan kedekatannya dalam membimbing peserta didik di sekolah,” ujar Yusuf yang biasa membimbing peserta didik kelas XII untuk urusan studi lanjut di kedinasan itu serius.(use/uyo)