Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Juara 1 Duta GenRe (Generasi Berencana) tahun 2025 di Sabha Krida Tama, Rumah Rakyat pada Sabtu (26/4/2025) malam.

IM.com – Pemerintah Kota Mojokerto resmi menobatkan Duta GenRe (Generasi Berencana) Tahun 2025. Duta GenRe yang terpilih akan menjadi figur teladan dan motivator bagi remaja di Kota Mojokerto dalam menghadapi tantangan era digital modern.

Juara 1 pemilihan Duta GenRe diraih oleh Christopher Kevin Yuwono, siswa SMA TNH Kota Mojokerto dan Maria Grace Mozella, siswi SMAN 2 Kota Mojokerto. Sedangkan Juara 2  yakni Prabu Abimanyu, pelajar SMAN 1 Kota Mojokerto bersama Adia Tsalatsa Berliana Ramadani, siswi SMPN 1 Kota Mojokerto.

Duta GenRe juara 1 dan 2 itu terpilih di antara 16 nominasi yang masuk Grand Final pemilihan Duta Genre. Acara berlangsung di acara Grand Final Duta Genre di Sabha Krida Tama, Rumah Rakyat pada Sabtu (26/4/2025) malam.

“Selamat kepada duta genre yang dinobatkan pada malam ini,” kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam sambutannya.

Duta GenRe menjadi ajang pemilihan remaja putra dan putri untuk menjadi figur teladan serta motivator di kalangan remaja yang berperan memberikan wawasan kepada generasi muda. Ika Puspitasari menjelaskan ada empat tugas dan tanggung jawab pokok Duta GenRe.

“Beberapa hal yang menjadi tugas substansif Duta GenRe adalah terkait program kependudukan, kesehatan reproduksi, penyiapan berkeluarga dan life skil (keterampilan hidup),” jelas Ika Puspitasari.

Baca Juga: Pemkab Mojokerto Latih Remaja Jadi Duta Genre Desa, Bantu Turunkan Angka Stunting

Tantangan Remaja Era Digital

Walikota yang akrab disapa Ning Ita berpesan, Duta GenRe juga memiliki tanggung jawab menjadi teladan dan motivator di kalangan remaja dalam menghadapi tantangan era modern dan digital. Ia menyebutkan ada lima isu yang patut diperhatikan oleh para remaja agar tidak terjebak di dalamnya.

Pertama adalah Fomo atau Fear of Missing Out yakni perasaan cemas dan takut dalam diri seseorang akibat ketinggalan hal yang baru dan tren. Menurut Ning Ita, banyak remaja yang saat ini terjebak dalam dorongan untuk mengikuti sesuatu yang sedang trending, meskipun apa yang sedang menjadi tren tidak selalu baik.

“Beberapa hari terakhir saya memantau sosial media ada yang trending dua laki-laki asal Jawa Timur dan Jawa Barat meresmikan hubungan sesama jenis. Padahal ini sangat tidak layak dipertontonkan di sosial media. Jangan sampai trending yang tidak normal ini justru diikuti,” tandasnya.

Tantangan kedua yakni Yolo atau You Only Life Once. Dengan pola pikir hidup hanya sekali, banyak remaja yang akhirnya terjebak dalam gaya hidup yang hanya bersenang-senang, tanpa memikirkan masa depannya.

“Mereka tidak berpikir bahwa ada kehidupan lain setelah di dunia ini yang harus kita persiapkan bekalnya,” ujar Ning Ita.

Juara 2 Duta GenRe Kota Mojokerto tahun 2025.

Isu ketiga yakni Fopo atau Fear of People Opinion yaitu merasa cemas dengan opini orang. Menurut Ning Ita, remaja yang terpapar hal ini selalu merasa terusik dengan penilaian orang lain.

“Opini yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan orang itu selalu menjadi beban, dan akhirnya dia terpaksa mengikuti pendapat orang lain. Padahal, seharusnya jadilah diri sendiri tetapi juga sesuai dengan norma umum yang berlaku,” terangnya.

Tantangan keempat, minimnya literasi di kalangan remaja. Dan kelima, self hatered yaitu merasa benci dan  merasa rendah diri yang berlebihan.

“Maka, duta genre harus bisa memotivasi teman sebaya agar semangat membaca dan jangan sampai memiliki pola pikir juga sikap rendah diri,” ucap Ning Ita.

Ning Ita menyampaikan, lima isu dan tantangan remaja tersebut adalah tanggung jawab duta genre bersama para orang tua untuk menjadi motivator dan teladan bagi generasi muda agar tidak terjebak di dalamnya.

“Semoga kalian Duta GenRe diberi kelancaran dalam menjalankan tugas dan bagi para orang tua agar tetap semangat mendampingi  anak-anak kita menyiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045,” tuturnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Farida, menjelaskan, pemilihan Duta Generasi Berencana (GenRe) ini bertujuan untuk menjadikan figur teladan dan motivator bagi kalangan remaja. Terutama dalam penerapan empat program genre seperti yang dipaparkan Ning Ita tadi.

“Selain itu, guna memotivasi remaja untuk meningkatkan pengetahuan serta menerapkan  TRIAD KRR. Yakni tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu Seksualitas, HIV/ AIDS dan Napza,” terangnya.

Tujuan lainnya, yaitu meningkatkan keaktifan dan pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Kemudian, mempromosikan program generasi berencana.

“Program Duta GenRe juga bertujuan memfasilitasi para remaja untuk berkompetisi dalam kegiatan yang positif,” pungkas Farida. (adv-kom/imo)

55

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini