
IM.com – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur sedang menyiapkan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 2025 sebagai respon strategis atas tantangan berat yang tengah dihadapi sektor perhotelan.
Ketua Panitia Pelaksana Rakerda, Satuin, Amd.S.IP, menjelaskan bahwa sektor perhotelan masih berjuang pulih pasca pandemi Covid-19, yang diperparah ketegangan geopolitik dunia dan persaingan yang makin ketat akibat maraknya hotel-hotel kecil dan penginapan berbasis digital.
“Kami ingin forum ini menjadi ruang untuk konsolidasi, diskusi, dan membangun kolaborasi. Karena tekanan ekonomi global tidak bisa dihadapi sendiri-sendiri,” ujarnya.
11,7 TURIS
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2023 mencapai 11,7 juta, naik signifikan dari tahun sebelumnya. Meski demikian, tingkat okupansi hotel di Jawa Timur tercatat masih berkisar 42–55 persen per kuartal pertama 2024, jauh dari angka ideal sebelum pandemi.
Rakerda 2025 juga membuka kesempatan kerja sama promosi bagi perusahaan yang ingin tampil di hadapan ratusan pengusaha hotel dan restoran. Tersedia tiga kategori kontribusi sponsor, mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 10 juta, dengan manfaat seperti presentasi di acara, booth promosi, dan eksposur logo perusahaan.
Ketua PHRI Jawa Timur, Dwi Cahyono, S.E, menyampaikan bahwa kondisi saat ini mengharuskan pelaku industri untuk saling mendukung. “Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkontribusi dalam forum ini agar sektor perhotelan tidak hanya bertahan tapi juga bisa tumbuh kembali,” katanya.
Acara Rakerda PHRI Jatim 2025 akan mencakup pertemuan “full day” untuk 200 peserta, presentasi bisnis, serta sesi hiburan kesenian tradisional. Estimasi kebutuhan anggaran kegiatan mencapai Rp 71,5 juta.
Panitia berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk membangun optimisme baru di kalangan pelaku usaha perhotelan, serta menjadi ruang temu strategis antara pelaku bisnis dan calon mitra yang memiliki kepentingan di sektor jasa pariwisata.
Kegiatan ini diikuti para pimpinan hotel, pengusaha, dan asosiasi di sektor jasa pariwisata se-Jawa Timur. Tema besar yang akan dibahas bertajuk “Merajut Peluang dan Strategi Di Era Efisiensi Anggaran”. (kim)