‎Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berupaya memperkuat predikat Kabupaten Layak Anak tingkat Nindya. Prestasi ini menjadi bukti bahwa pembangunan di Mojokerto berpihak pada kepentingan terbaik anak.

‎IM.com – Suasana penuh semangat terpancar dari Gedung Surya Kencana Mojokerto pada Rabu siang, 9 September 2025. Ratusan guru dan siswa hadir memeriahkan Gebyar Kreativitas Anak dan Guru dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025. Panitia mencatat, 816 undangan resmi telah disebarkan kepada PAUD dan SD se-Kabupaten Mojokerto.

‎‎Acara yang didukung Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ini menampilkan beragam kreasi guru dan siswa, mulai dari karya seni, lomba vlog dan podcast, hingga inovasi kepala sekolah TK, Kelompok Bermain dan SD. Semua kegiatan diarahkan untuk menggali potensi anak sekaligus mengasah kreativitas para pendidik.

Deklarasi Wajib Belajar 13 Tahun

‎Dalam sambutannya, istri Bupati Mojokerto, Shofiyah Hana, yang akrab disapa Bunda PAUD, menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengentas kemiskinan.

‎‎“Hari ini kita mendeklarasikan Wajib Belajar 13 Tahun sesuai arahan pemerintah pusat. Artinya, anak-anak Mojokerto akan memperoleh layanan pendidikan sejak PAUD hingga SMA. Deklarasi ini saya harap bukan sekadar simbol, melainkan komitmen nyata antar-instansi, mitra organisasi, hingga para pengawas sekolah,” tegas Hana.

‎‎Ia juga menambahkan, Mojokerto harus benar-benar menjadi kabupaten ramah anak, sehat, cerdas, berkarakter, serta memastikan tidak ada anak yang tertinggal dari bangku sekolah.

‎Investasi Masa Depan

‎‎Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, dalam sambutannya menekankan bahwa anak-anak adalah investasi masa depan bangsa.

‎‎“Apa yang kita tanam hari ini akan menentukan Mojokerto ke depan, juga Jawa Timur dan Indonesia. Anak membutuhkan ekosistem yang mendukung, bukan hanya sekolah, tetapi juga keluarga dan masyarakat,” ujarnya.

‎Bupati memberi apresiasi tinggi kepada guru yang terus berinovasi. Menurutnya, guru bukan sekadar profesi, tetapi panggilan jiwa.

‎“Guru adalah peletak dasar anak bangsa. Di era digital, guru harus menjadi motivator, inovator, sekaligus fasilitator pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan zaman,” tambahnya.

‎Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berupaya memperkuat predikat Kabupaten Layak Anak tingkat Nindya. Prestasi ini menjadi bukti bahwa pembangunan di Mojokerto berpihak pada kepentingan terbaik anak.

‎‎Acara gebyar pun menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya soal akademik, melainkan ruang untuk menyalurkan aspirasi, menumbuhkan kreativitas, serta mengasah rasa percaya diri anak dalam suasana yang menyenangkan.

‎‎Dengan dukungan penuh dari pemerintah, pendidik, dan masyarakat, Mojokerto optimistis mampu melahirkan generasi unggul, kritis, dan berkarakter. Harapan besarnya adalah tidak ada lagi anak yang tertinggal, serta tumbuhnya semangat kolektif mendukung program Wajib Belajar 13 Tahun.

‎‎Gebyar Kreativitas Anak Mojokerto 2025 menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah semua pihak. Sinergi pemerintah, guru, dan masyarakat membuka jalan menuju masa depan pendidikan yang lebih cerah, sekaligus memperkokoh identitas Mojokerto sebagai kabupaten ramah anak. (kim)

13

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini