Penyerahan 3 unit mesin jahit dari pemkab Mojokerto./im.com/istimewa
Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra menyerah secata simbolis 3 unit mesin jahit dari pemkab Mojokerto. IM.com/Istimewa

IM.com – Deretan kursi tersusun rapi di halaman LKS Baitu Husodo di Desa Kejagan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Beberapa penghuni lembaga terlihat menyambut tamu penting. Senyum mereka menyiratkan rasa percaya diri, seakan ingin menunjukkan bahwa di balik masa lalu kelam, selalu ada peluang untuk bangkit.

Kedatangan Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, membawa energi baru bagi penghuni lembaga yang selama ini menjadi rumah pembinaan dan rehabilitasi bagi para pemuda korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza). Di hadapan mereka, Bupati menyerahkan tiga unit mesin jahit sebagai simbol dukungan pemerintah dalam proses pemulihan.

“Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berupaya menghadirkan program yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kami ingin pembangunan ini tidak hanya berbicara tentang infrastruktur, tetapi juga tentang manusia, bagaimana kita bisa mendampingi, menguatkan, dan memulihkan mereka yang sedang berjuang mencari jalan baru dalam kehidupannya,” ujar Al Barra, Rabu (10/9/2025).

Al Barra pun menegaskan, pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi masalah sosial. Menurutnya, kolaborasi dengan banyak pihak, termasuk swasta, sangat diperlukan.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh bantuan dari pihak-pihak lain, termasuk swasta, untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan sosial, pembangunan manusia, dan seterusnya. Ini membutuhkan kerja sama dan kebersamaan dengan berbagai pihak di luar Pemerintah Kabupaten Mojokerto,” tegasnya.

Ia juga berharap agar seluruh lembaga sosial di Mojokerto mendapat dukungan yang sama. “LKS-LKS ini memiliki karakteristik yang berbeda. Misalnya, Baitu Husodo menangani eks napza. Ada pula LKS yang menangani ODGJ, anak terlantar, yatim piatu, dan sebagainya. Peran pemerintah banyak dibantu oleh LKS yang ada di Kabupaten Mojokerto,” tambahnya.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto, Try Raharjo Murdianto, menjelaskan, saat ini, tercatat ada 49 lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) di Mojokerto, termasuk yang menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), anak terlantar, hingga rehabilitasi korban napza.

“LKS Napza ini pengurusnya adalah Gus Solich. Tugasnya membantu pemerintah dalam melakukan rehabilitasi sosial bagi para eks pengguna narkoba, psikotropika, dan zat adiktif. Tujuannya untuk mengembalikan fungsi sosial mereka agar dapat berkembang dan diterima masyarakat secara umum,” ungkap Try.

Ia menambahkan, bantuan mesin jahit tersebut merupakan wujud perhatian Pemkab Mojokerto agar program rehabilitasi berjalan lebih efektif.

“Penyaluran bantuan tiga unit mesin jahit ini bertujuan untuk melatih para penghuni LKS dalam proses pemulihan rehabilitasi sosial. Selain itu, mesin jahit ini bisa dimanfaatkan dan dikembangkan untuk mendapatkan sumber-sumber ekonomi, sehingga mereka tetap dapat beraktivitas dalam program LKS eks Napza Baitu Husodo,” pungkasnya. (Ima/sip)

11

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini