Ramah lingkungan. Produk kertas berbahan dasar pasir gurun, tidak perlu lagi menebang pohon.

‎IM.com – Pertanyaan besar yang kini banyak dibicarakan di Barat adalah apakah China benar-benar tengah bertransformasi menjadi kekuatan inovasi global. Meski belum mendominasi di semua lini, kenyataannya negeri Tirai Bambu telah melesat jauh dalam sejumlah bidang strategis.

‎Dalam satu dekade terakhir, China menunjukkan kapasitas inovasi yang terus berkembang, baik melalui universitas maupun perusahaan domestiknya. Sejumlah indikator riset dan paten bahkan menempatkan China melampaui Amerika Serikat.

‎Di sektor energi nuklir komersial, kendaraan listrik dan baterai, posisi China kini setara atau bahkan unggul dibanding negara-negara Barat. Meski masih tertinggal dalam robotika, biofarmasi, kimia, dan kecerdasan buatan, kemajuan yang dicapai setiap tahun membuat China semakin diperhitungkan.

‎Kemajuan tersebut bukan hadir secara tiba-tiba. Sejak lama, Partai Komunis Tiongkok mengarahkan strategi besar untuk menjadikan negara ini sebagai pusat inovasi dunia.

‎Kombinasi biaya produksi rendah dengan kemampuan riset yang kian matang menjadikan perusahaan-perusahaan China pesaing tangguh di pasar global.

Kasus tulang patah bakal bisa diatasi dalam tempo tiga menit dengan cara disuntik.

Atasi Krisis Pangan

‎Salah satu terobosan yang mengundang perhatian adalah keberhasilan ilmuwan China mengembangkan “beras air laut”. Tanaman ini dirancang tumbuh di lahan asin yang sebelumnya mustahil ditanami.

‎Proyek yang digagas mendiang Yuan Longping, “Bapak Padi Hibrida”, kini dikembangkan oleh Pusat Penelitian Padi Toleran Salin – Alkali Qingdao.

‎Hasil uji coba di pesisir Laut Kuning menunjukkan varietas padi ini mampu menghasilkan hingga 10 ton per hektar. China sendiri memiliki hampir satu juta kilometer persegi lahan asin. Jika hanya 10 persen dari lahan tersebut dapat diolah, hasilnya cukup untuk memberi makan 200 juta orang tambahan. Dengan demikian, produksi beras nasional dapat meningkat hampir 20 persen—sebuah langkah penting menghadapi ancaman krisis pangan global.

Kertas dari Pasir

‎Inovasi lain yang tak kalah mencengangkan adalah teknologi pembuatan kertas dari pasir gurun. Sebuah perusahaan di China berhasil mengubah butiran pasir menjadi kertas tanpa menebang pohon dan tanpa penggunaan air berlimpah seperti industri kertas konvensional.

‎Prosesnya melibatkan pengolahan pasir menjadi bubuk halus, pencampuran dengan bahan kimia tertentu, kemudian dipanaskan dan ditekan menjadi lembaran.

‎Kertas yang dihasilkan memiliki keunggulan khusus: tahan air, tahan api, dan tidak mudah robek. Selain mengurangi deforestasi, teknologi ini juga memanfaatkan gurun yang sebelumnya tidak produktif menjadi sumber daya berharga.

‎Tak hanya pangan dan lingkungan, China juga melahirkan inovasi medis yang mengejutkan. Para peneliti Universitas Zhejiang menciptakan “Bone-02”, lem tulang berbasis bio yang mampu menyatukan tulang patah hanya dalam tiga menit.

‎Terinspirasi dari mekanisme tiram menempel di permukaan basah, lem ini bekerja efektif meski di area penuh darah. Berbeda dengan operasi konvensional yang memerlukan plat logam, sekrup, dan proses panjang, Bone-02 hadir dalam bentuk suntikan sederhana.

‎Yang lebih revolusioner, bahan perekat ini biodegradable—diserap tubuh selama proses penyembuhan sehingga pasien tidak perlu menjalani operasi kedua untuk melepas implan.

‎Uji coba terhadap lebih dari 150 pasien menunjukkan hasil positif tanpa efek samping. Jika kelak berhasil melewati tahap klinis internasional, dunia ortopedi dapat memasuki era baru, dari ruang operasi ke jarum suntik.

Pusat Inovasi Dunia

‎Rangkaian capaian tersebut menegaskan bahwa China tak lagi sekadar “pabrik dunia” melainkan motor utama inovasi global. Meski sistem inovasi mereka tidak sempurna, kekuatan yang ditunjukkan sudah cukup untuk mengguncang dominasi Barat. Bahkan, sejumlah pakar menilai Amerika Serikat perlu belajar dari strategi riset dan konsistensi investasi China di bidang teknologi.

‎Jika tren ini berlanjut, satu dekade ke depan bukan tidak mungkin peta kepemimpinan inovasi dunia akan berubah drastis dengan Tiongkok sebagai salah satu aktor utama. (kim)

21

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini