
IM.com – Pemkab Mojokerto meraih apresiasi nasional setelah kembali menerima Alokasi Insentif Fiskal Kinerja Tahun Berjalan 2025 sebesar Rp6,9 miliar.
Dana tersebut diberikan oleh Pemerintah Pusat atas keberhasilan daerah dalam mempercepat penurunan stunting secara berkelanjutan.
Penyerahan insentif dilakukan kepada Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting 2025 di Auditorium J. Leimena, Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Rabu (12/11).
Insentif ini tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 330 Tahun 2025 dan hanya dapat digunakan untuk penguatan layanan publik, peningkatan perekonomian, pendidikan, serta sektor kesehatan.
Rakornas bertema “Mengukuhkan Komitmen Bersama untuk Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting” ini dihadiri Wapres RI Gibran Rakabuming Raka, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, Menko PMK Pratikno, dan ratusan kepala daerah dari seluruh Indonesia.
Wamen Dagri Bima Arya menegaskan bahwa keberhasilan penurunan stunting sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala daerah.
“Peran kepala daerah itu kunci. Daerah yang progresif biasanya dipimpin kepala daerah yang lincah berkolaborasi, dari preemtif hingga kuratif dalam pendekatan pentahelix,” ujarnya.
Preemptif merupaksn tindakan yang dilakukan untuk mencegah suatu kejadian agar tidak terjadi. Kuratif adalah usaha yang dilakukan dalam mengurangi penderitaan. Sedangkan pentahelix adalah kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media
Bima Arya juga menekankan pentingnya pengawalan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar dampaknya benar-benar dirasakan masyarakat.
Menko PMK Pratikno menambahkan bahwa prevalensi stunting nasional terus menunjukkan tren positif. Tahun 2024, angkanya turun menjadi 19,8 persen, suatu penurunan signifikan dalam satu dekade terakhir.
“Target kita harus lebih ambisius. Penanganan stunting adalah kerja besar lintas kementerian, lembaga dan pemerintah daerah,” katanya.
Wapres Gibran dalam arahannya menekankan bahwa target nasional 14,2 persen pada 2029 hanya dapat dicapai melalui sinergi menyeluruh.
“Program ini harus dikeroyok bersama. Sinergi pusat dan daerah adalah kuncinya,” tegasnya. Ia juga mengapresiasi penurunan kasus wasting, overweight pada balita, serta menurunnya angka anemia pada ibu hamil.
Dengan insentif fiskal ini, Pemkab Mojokerto memperkuat komitmen untuk mengakselerasi penurunan stunting melalui kolaborasi lintas sektor, edukasi gizi keluarga, serta penguatan layanan kesehatan.
Langkah tersebut sekaligus menegaskan kontribusi Mojokerto dalam menciptakan generasi yang sehat, produktif dan berkualitas sebagai bagian dari agenda pembangunan nasional. (kim/wid)










































