IM.com – Danrem 082/Citra Panca Yudha Jaya (CPYJ), Kolonel ARM Budi Suwanto S.sos menghimbau masyarakat untuk menangkal berita hoax. Pasalnya, jika dibiarkan, berita palsu yang belum teruji kebenarannya ini bisa menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Budi mengatakan, masyarakat harus bijak dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial. “Harus selektif dan cerdas,” ungkap Danrem saat acara coffee morning dengan insan media di se wilayah Korem 082 CPYJ, di Aula Makorem, Senin (23/4-2018).
Terlebih di era globalisasi, era keterbukaan informasi, setiap insan bebas menyampaikan pendapat melalui berbagai media sosial apabila tidak pandai-pandai memfilter perkembangan teknologi termasuk teknologi informasi maka akan menciptakan situasi tidak kondusif. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan situsi dan kondisi yang kondusif”, tegas Danrem.
Danrem mengimbau, sebelum menyebarkan informasi, terlebih dahulu melakukan cek dan ricek apakah informasi yang didapatkan itu benar atau tidak.
Tak hanya itu, Danrem juga meminta wartawan untuk dapat memberikan informasi yang baik dan jelas kepada masyarakat. Ia berpesan agar wartawan dapat menghindari pemberitaan yang bersifat provokatif, yang kiranya nanti dapat mengancam keamanan wilayah, apalagi tahun 2018 ini merupakan tahun politik.
“Kita memberikan arahan agar tidak percaya dengan hoax. Isu yang tersebar dimedsos begitu cepat dan masif, saya menemukan itu. Stop rantainya, jangan sebarkan lagi beritanya, jangan percaya dengan isu-isu itu,”ungkapnya.
Karena itu, lanjut Danrem, TNI juga berkomitmen untuk ikut menjaga stabilitas keamanan di wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Korem 082 CPYJ. “Apabila mendapat berita tidak jelas, sebaiknya langsung dihapus,” tegasnya.
Untuk memberikan gambaran situasi dan kondisi saat ini, pada kesempatan tersebut, Danrem 082/CPYJ memaparkan materi “Democratic Policing Melawan Hoax dan Terror”, yang diantaranya menjelaskan tentang jangan sekali-kali melupakan sejarah karena dari sejarah itulah kita belajar menata kehidupan.
Masih papar Danrem, informasi, isu hoax dan teror dapat mengakibatkan konflik sosial dan kehancuran, untuk itu ajak masyarakat untuk menghilangkan sentimen SARA, dengan berpegang teguh pada Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu Jua.
Di akhir paparannya, Danrem mengajak untuk mempertahankan dan meningkatkan persatuan dan kesatuan, karena NKRI harga mati. Ditegaskan pula bahwa TNI harus netral dan bebas dari kepentingan politik praktis. (uyo)