IM.com – Program pendidikan gratis yang digulirkan Pemkot Mojokerto sejak tahun 2005 silam, akhirnya kandas. Khusus jenjang SMA/SMK mulai awal tahun ini dikenakan biaya bulanan atau SPP Rp 95-170 ribu pasca dialih kelola Pemprov Jatim. Tak hanya itu, para pelajar juga tak lagi bisa menikmati seragam gratis.
Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus mengatakan, SMA dan SMK negeri di Kota Mojokerto resmi dialih kelola Pemprov Jatim sejak akhir November 2016. Itu sesuai ketentuan UU RI No 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Ke Dua UU RI No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
“Dengan adanya alih kelola itu, Pemkot Mojokerto tak bisa lagi memberikan anggaran BOS pendamping maupun seragam gratis untuk siswa SMA/SMK,” kata Mas’ud kepada wartawan.
Data yang dirilis Dinas Pendidikan Kota Mojokerto, terdapat 3 SMA negeri dengan 2.502 siswa, sedangkan SMK negeri hanya dua sekolah dengan 2.399 siswa. Mulai awal 2017, pengelolaan lima sekolah tersebut di bawah Pemprov Jatim.
Sebelum alih kelola terjadi, lanjut Mas’ud, pendidikan gratis menyentuh semua siswa jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK. Seperti tahun 2016, biaya sekolah untuk siswa SMA/SMK digratiskan karena adanya kucuran BOS dari pemda dan pemerintah pusat senilai Rp 243 per siswa per bulan.
Mulai awal tahun ini, setiap siswa SMA di Kota Mojokerto harus membayar SPP Rp 95 ribu per bulan, siswa SMK non teknik Rp 135 ribu per bulan, sedangkan siswa SMK teknik harus membayar Rp 170 ribu per bulan.”Selain itu, siswa SMA/SMK juga tak bisa mendapatkan seragam gratis,” ujarnya.
Sebagai solusinya, Mas’ud mengucurkan anggaran dari APBD TA 2017 untuk membantu biaya pendidikan siswa SMA/SMK dari keluarga tak mampu. “Ada 1.113 anak dari keluarga miskin yang kami bantu dengan beasiswa. Untuk sementara Rp 65 ribu per anak per bulan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dampak alih oleh Pemprov Jatim, anggaran BOS pendamping dan pengadaan seragam gratis untuk siswa SMA dan SMK negeri yang terlanjur dialokasikan tahun ini, menjadi sia-sia. Mas’ud berencana mengalihkan dana Rp 5 miliar itu untuk siswa SD dan SMP.
“Dana Rp 5 miliar kami alihkan ke SD dan SMP untuk tambahan. Jadi nantinya siswa baru mendapatkan seragam, sepatu, tas atau kaus olahraga gratis,” tandasnya. (bud/uyo)