LEBIH HEMAT - Danramil Magersari melaksanakan panen padi teknologi Singgang di lahan milik H. Durajak di Lingkungan Sumolepen Gang Sawah Kelurahan Balongsari Kecamatan Magersari Kota Mojokerto bisa menghemat biaya 30 persen

IM.com – Cara bertanam padi terus berkembang seiring harapan capain hasil panen yang maksimal dan hemat biaya. Salah satu teknologi yang sudah diterapkan tanam padi dengan teknologi Singgang.

Teknologi Singgang yang menguntungkan petani itu, sudah diuji coba Kodim 0815 Mojokerto. Salah satunya adalah di wilayah Koramil 0815/19 Magersari Kota Mojokerto.

“ Kami sudah melaksanakan tanam padi teknologi Singgang area seluas 2.500 meter persegi milik H. Durajak di Lingkungan Sumolepen Gang Sawah Kelurahan Balongsari Kecamatan Magersari Kota Mojokerto,” terang Danramil Lettu Inf Heru Widodo CP.

Danramil Magersari juga menyampaikan keuntungan bila petani menggunakan teknologi Singgang. “ Yakni tidak perlu pengolahan lahan seperti pembenihan atau persemaian, tidak harus membajak dan tidak menanam. Paling penting lagi adalah bisa menghemat biaya 30 persen,” paparnya disela-sela mendampingi Tim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jatim, Ir. Rohmad Budiono, M.Sc melihat panen padi di lahan H. Durajak.

Ir. Rohmad Budiono menambahkan keuntungan sistem teknologi Singgang meningkatkan panen. “Sistem Tehnologi Singgang dapat dilakukan sampai dengan 4 kali dan waktu panen lebih cepat 20 hari dari tanam padi regular,” ujarnya.

Lebih lanjut Ir. Rohmad Budiono, MSc sistem tehnologi Singgang hasilnya lebih bagus dibandingkan dengan tanam padi reguler. Selain itu petani yang biasanya dalam 1 tahun hanya bisa panen 2 kali dengan sistem singgang bisa panen 3 kali dalam 1 tahun.

Menurutnya teknologi Singgang harus diterapkan dengan konsep PTT (Pengelolaan Tanaman secara Terpadu) padi sawah. Salah satu komponen pentingnya adalah tanam secara jajar legowo (jarwo) 2:1. Kalau tidak 2:1, itu bukan jajar legowo.

“Penerapan teknologi Singgang harus direncanakan dengan baik. Terutama pada dua minggu sebelum dan setelah panen. Batang padi harus dijaga tetap segar. Caranya, tanaman selama tujuh hari sebelum panen harus mendapat pasokan air, atau panen diajukan 5 – 7 hari sebelumnya.

Tujuh hari setelah panen, petani harus mengamati apakah Singgang alami tumbuh apa tidak. Jika tumbuh lebih 70%, maka teknologi Singgang layak diterapkan. Selanjutnya, pangkas tunggul padi sampai di pangkal, kira-kira tersisa maksimal 3 cm. Biarkan selama 2-3 hari, lalu dipasok air kembali.

“ Bila ada tunggul yang mati, sulam dengan memecah tunggul yang hidup didekatnya.Tujuh hari setelah pangkas, segera lakukan pemupukan dengan dosis 15% lebih tinggi dari dosis pupuk dasar rekomendasi. selebihnya tanaman dipelihara seperti biasa,” papar Rohmad Budiono.

Dalam kesempatan tersebut, Danramil 0815/19 Magersari, menyampaikan kepada para Kelompok Tani apabila memerlukan alat mesin pertanian seperti traktor, mesin tanam, dan lain-lain agar menyampaikan melalui Babinsa.  “ Pihak TNI AD akan berupaya membantu kebutuhan para petani,” tandasnya. (dim/uyo).

60

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini