IM.com – Pemerintah Kabupaten Mojokerto menghimbau masyarakat waspada adanya longsor susulan di kawasan pegunungan wilayah Kecamatan Pacet dan Trawas Kabupaten Mojokerto. Dua kecamatan yang dikenal sebagai daerah wisata juga masuk dalam zona daerah rawan bencana alam tanah longsor dan banjir.
Longsor tanah dan bebatuan telah terjadi di Kecamatan Pacet dan Trawas yang berada di lereng pegunungan Penanggungan. Dampaknya, akses jalan beberapa jam ditutup sementara hingga pembersihan tanah dan batu selesai.
Camat Trawas, Iwan Abdillah, menyebutkan tanah longsor terjadi setelah hujan dengan itensitas tinggi mengguyur Mojokerto. Akibat guyuran hujan tersebut, tebing di sepanjang jalur Ngoro-Trawas longsor di 6 titik. Tebing ambrol tergerus air hujan yang diperparah minimnya pepohonan pengikat tanah. “ Hujan cukup deras terjadi (28/2) sore hingga malam,” ujarnya.
Sementara data relawan bencana menyebut longsor tanah terjadi di 6 titik itu 2 diantaranya di Desa Jolotundo, 4 titik di Desa Kedungudi. Kondisi serupa juga terjadi di jalur Pacet-Cangar, tanah longsor terjadi di 4 titik.
Akibatnya jalur Ngoro-Trawas tertutup total. Warga diminta menggunakan jalur lewat Desa Sugeng (Kecamatan Trawas), lebih jauh, sekitar 10 Km. Sedangkan jalur Pacet menuju Cangar kembali normal setelah dilakukan pembersihan secepatnya.
Namun longsor kembali terjadi di 5 titik pada Rabu (1/3) di Desa Kedungundi dan Desa Seloliman Kecamatan Trawas setelah hujan deras mengguyur selama 1 jam. Yakni di Watu Bajul Desa Kedungudi tanah dan bebatuan dengan ketebalan 1,5 meter panjang 50 meter menutup jalan utama.
Sementara di Dusun Kemloko Desa Trawas tepatnya jalan menuju Desa Cembor Kecamatan Pacet mencapat ketebalan 10 meter dan panjangnya 7 meter. Termasuk di depan sebuah mini market tanah setinggi 15 cm panjang 50 meter mengakibatkan lalu lintas terganggu.
Sedangkan Desa Selotapak longsor tanah mencapai ketebalan setinggi 5 meter dengan lebar 6 meter menutupi jalan. Di Desa Sukosari ketebalan longsor 5 meter lebar 4 meter menutup sepertiga jalan.
Kondisi ini kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini, masyarakat harus waspada. Khususnya yang berada di daerah titik rawan bencana longsor. “ Pembersihan tanah dan bebatuan terus dilaksanakan secepatnya bersama 4 pilar dan masyarakat supaya akses jalan kembali normal,” tandasnya. (use/uyo)