IM.com – Desa Bendunganjati, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, punya cara tersendiri dalam upaya meningkatkan pendapatan asli desa (PAD). Keberadaan lahan asset desa yang sudah dirubah menjadi kawasan perekonomian, memantik kepala desanya untuk lebih kreatif lagi.
Kompleks pujasera yang sudah berdiri akan terus dikembangkan sesuai dengan obsesi dirinya untuk masyarakat. Kali ini, desa yang ditempati kampus KH. Ahmad Chalim itu, mendirikan gantangan untuk sarana aktivitas penghobi burung.
Bambang Yudomukono, Kepala Desa Bendunganjati menyatakan bila gantangan lomba burung berkicau ini, menjadi salah satu bagian dari rencana pengembangan pembangunan desanya.
“Lahan desa ini bakal dikembangkan untuk wisata agro dan penyediaan aneka wisata atraksi. Semua masyarakat bisa memberikan ide demi kebaikan desa. Saya hanya menjalankan amanah dan perencanaan pembangunan desa saja,” ungkapnya.
Rencananya, lanjut Bambang, akan dibangun fasilitas olahraga berupa lapangan futsall indoor di komplek pujasera. Sedangkan lahan tersisa dibelakang pujasera akan dikembangkan menjadi sarana wisata agro. Hal itu semata-mata untuk peningkatan PAD sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desanya.
“Pasar konsumen sudah jelas. Ribuan mahasiswa dan santri di pondok dan kampus yang berada tepat di depan pujasera ini, jelas menjadi market yang bagus. Itu terbukti dengan ramainya pujasera ini,” ujarnya.
“Makanya saya memiliki obsesi pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sudah terrencana. Biar siapapun kepala desa kelak, tinggal melanjutkan saja,” tandas Bambang .
Desa Bendunganjati pada Desember lalu, meraih predikat pemenang I Desa Inovasi Kabupaten Mojokerto tahun 2018 dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. Hal inilah yang diakui Bambang sebagai salah satu motivasi untuk terus berinovasi bagi desa yang dipimpinnya. (use/uyo)