IM.com – Sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto langsung dikepung banjir ketika musim hujan tiba. Sedikitnya lima desa yang terendam air setinggi 50-100 centimeter usai deras mengguyur pada Minggu (1/11/2020) kemarin.
Lima wilayah yang terendam air yakni Desa Jasem, Kecamatan Ngoro; Desa Balongmasin, Kecamatan Pungging serta Desa Ngarjo, Wunut dan Sadar Tengah, Kecamatan Mojoanyar. Air berasal Sungai Sadar yang meluap hingga menggenangi rumah warga dan areal persawahan di tiga desa tersebut.
“Ada sekitar tiga RT dengan 100an rumah tergenang banjir yang sudah terjadi mulai dua hari lalu. Sekarang bahkan lebih besar,” kata salah seorang warga Desa Wunut, Kecamatan Mojoanyar.
Warga yang tidak bisa menjalani aktivitas seperti biasa, terpaksa tetap bertahan di rumah masing-masing sambil menunggu air surut. Sembari itu, mereka mulai bahu membahu membersihkan rumah dari air dan sampah.
Menurut warga, selain meningkatnya debit air Sungai Sadar, banjir juga disebabkan saluran di perbatasan Desa Wunut dan Sadar tengah yang terlalu kecil sehingga airnya meluber.
Warga berharap Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) segera mengulurkan bantuan. Pasalnya, sejak banjir melanda dua hari lalu, belum ada satu pun bantuan yang masuk ke Desa Wunut.
Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengatakan, potensi banjir sesungguhnya sudah diprediksi berdasarkan pantauan aplikasi Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Juanda sekira pukul 17.30 WIB. Ini karena hujan deras diramalkan mengguyur wilayah hulu Sungai Sadar, yakni Kecamatan Trawas dan Pacet.
“Hujan turun dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin dengan kecepatan 25-30 Km/jam sehingga mengakibatkan Avor Sungai Sadar mengalami peningkatan debit air,” ungkapnya, Senin (2/11/2020).
Selain Desa Sadar Tengah, luapan Avor Sungai Brantas juga menggenangi rumah dan sawah warga di Desa Ngarjo, Kecamatan Mojoanyar dan Dusun Donorejo, Desa Jasem, Kecamatan Ngoro. Ketinggian air rata-rata 5-15 cm, tetapi terus mengalami surut.
“Kondisi saat ini, air berangsur surut. Sungai Sadar sesuai fungsinya merupakan tumpuhan air dari berbagai anak sungai, sehingga seharusnya tidak boleh ada hambatan apapun termasuk di pintu air,” ujarnya.
Zaini mengakui, selama ini pengawasan pada sungai sadar belum dilakukan dengan baik sehingga ketika debit air naik meluap ke pemukiman warga. Pihaknya mengimbau, agar penjaga pintu air selalu siaga dan selalu memantau kondisi cuaca. (im)