IM.com – Duet Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Wakil Bupati Muhammad Albarra sudah harus menyelesaikan sejumlah tugas berat di awal masa jabatannya. Pekerjaan rumah yang dimandatkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu adalah percepatan beberapa proyek bernilai total belasan triliun rupiah.
Gubernur Khofifah menjelaskan, pekerjaan rumah untuk Ikfina-Barra terkait pengembangan kawasan prioritas Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Ada beberapa proyek yang berada di wilayah Kabupaten Mojokerto, sehingga harus segera dirinci oleh Ikfina-Barra untuk membantu mempercepat realisasi proyek strategis nasional yang dimandatkan di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019.
“Ada PR untuk bupati dan wakil bupati Mojokerto. Pertama yaitu mempercepat pelaksanaan dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah dimandatkan Presiden di Perpres No 80 Tahun 2019. Saya sudah sampaikan detailnya, dan kita bersama- sama segera mem-breakdown sebagaimana PMO yang telah dibuat atau yang ada di Bappeda Provinsi dan di Kemenko Perekonomian,” tegas Gubernur Khofifah.
Sebagaimana tertuang dalam Pepres tersebut, total ada 77 proyek strategis nasional di Gerbangkertosusila. Dari jumlah itu, ada tiga yang menjadi prioritas pengembangan kawasan di Jatim dan beririsan langsung dengan wilayah Kabupaten Mojokerto.
Antara lain, proyek transportasi publik yang terkoneksi antar daerah di Gerbangkertosusila berupa Surabaya Railways Line. Proyek ini rencananya menggunakan format pembiayaan KPBU dengan nilai investasi Rp 8,3 trilliun.
Berikutnya di Kabupaten Mojokerto juga akan dibangun jalan tol yang menghubungkan Mojokerto dengan Gempol. Proyek ini juga berformat KBPU dengan nilai investasi Rp 4,8 trilliun.
“Selain itu yang juga menjadi pesan saya, investasi di Kabupaten Mojokerto ini banyak dari PMA. Maka saya minta ada proses koordinasi dengan PTSP Provinsi yang harus sangat intensif sehingga industri pengolahan yang sudah signifikan tumbuh di Kabupaten Mojokerto tetap bisa didongkrak,” tegas Khofifah.
Kemudian, ada pula proyek pengembangan sarpras situs sejarah Trowulan dan wisata Perahu Majapahit yang didanai APBN senilai Rp 55 miliar, dan pembangunan pengolahan limbah B3 di Kabupaten Trowulan yang pembiayaannya berformat KPBU bernilai Rp 250 miliar.
Tidak ketinggalan, Gubernur Khofifah juga menyebut bahwa Kabupaten Mojokerto memiliki keunggulan di sektor pertanian, perikanan dan kehutanan. Yang selama pandemi covid-19, ketiga seltor itu tetap tumbuh secara positif.
Maka, Khofifah meminta agar tiga sektor yang memiliki pertumbuhan positif itu bisa terus ditingkatkan dengan pemberian intervensi tertentu, agar mampu dan cepat membuat Kabupaten Mojokerto ‘take off’ secara ekonomi, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
“Yang tumbuh positif pertanian, kehutanan dan perikanan. Yang tampak terkontraksi ada di sektor infrastruktur. Nah, baik yang terkontraksi maupun yang sudah tumbuh positif, harus diintervensi secara detail di program yang akan disusun dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati dan dirumuskan lebih detail saat musrenbang nanti,” pungkas Gubernur Khofifah. (im)