IM.com – Kiprah perempuan semakin signifikan dalam panggung politik dan birokrasi pemerintahan. Peran penting ini dapat menekan diskriminasi dan stigma negatif figur kaum hawa dalam budaya yang didominasi laki-laki (patriarki).
Demikian disampaikan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati sebagai narasumber talkshow kepemimpinan ASN perempuan secara daring, bersama Ikatan Pimpinan Tinggi (PIMTI) Perempuan Indonesia dengan tema “Perempuan dalam Lingkaran Politik Praktis Challenges and Opportunities” dari ruangan command center, Kamis (2/12/2021). Ikfina mengatakan, kehadiran perempuan pada satu lingkaran politik birokrasi punya peran sangat penting.
“Dalam kultur masyarakat, kadang masih ada saja pola pikir patriarki. Perempuan dipandang lebih cocok sebagai tiyang wingking (mengikuti laki-laki di belakang saja). Apalagi dalam dunia politik. Mungkin masih ada saja sistem politik yang belum sepenuhnya mengakomodir keterwakilan perempuan. Padahal, perempuan punya porsi besar terhadap jalannya roda pemerintahan,” kata Ikfina.
Ikfina mengutip pernyataan Michellet Bachelet seorang Mantan Wakil Sekjend UN Women dan Presiden Chili, bahwa apabila suatu demokrasi mengabaikan partisipasi dan membatasi hak-hak perempuan, maka sesungguhnya demokrasi itu hanya untuk separuh warga saja. Ia menyebutkan, saat ini jumlah anggota legislatif perempuan di Kabupaten Mojokerto tercatat sebanyak 14 dari 50 anggota (28 persen), serta pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perempuan sebanyak 5 dari 24 orang (20,8 persen).
“Keterlibatan perempuan dapat membawa perspektif politik yang baru sebagai representasi di parlemen untuk melakukan pembaharuan isu-isu aktual yang meliputi kesetaraan gender, perdagangan manusia, KDRT, kesehatan ibu dan bayi, ketahanan pangan dan keadilan di masyarakat,” tambah bupati.
Sesi talkshow dipandu Sekretaris LAPAN Erna Sri Adiningsih, dengan beberapa orang narasumber lain yakni Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan/Kepala Sekretariat SDGs Vivi Yulaswati, dan Profesor Riset Bidang Keamanan Nasional dan Isu-isu Strategis BRIN Tri Nuke Pudjiastuti. Serta, diawali arahan Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga, dan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando pada pembukaan acara. (im)