Petugas memeriksa kesehatan sapi yang kini tengah diserang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).


IM.com – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang memapar sapi ternak di Kabupaten Mojokerto kian meluas. Hingga Selasa (10/5/2022), tercatat sebanyak 616 ekor sapi terinfeksi dan enam ekor mati.

Lainnya, sebanyak  4 sapi yang terinfeksi virus PMK dipotong paksa, 1 ekor dijual dan tiga ekor telah dinyatakan sembuh. Data tersebut dirilis Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto.

“Total yang mati sejak tanggal 3 Mei 2022 ada 6 ekor, masing-masing 3 ekor di Kecamatan Kutorejo, 1 ekor di Kecamatan Dawarblandong, dan 2 ekor di Kecamatan Pacet,” kata tim Dokter Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Kesehatan Hewan Disperta Kabupaten Mojokerto, Nurul,  Selasa (10/5/2022).

Nurul menjelaskan populasi sapi di Kabupaten Mojokerto saat ini mencapai 14.862 ekor. Sedangkan 616 ekor sapi yang terinfeksi PMK tersebar di 62 perternakan dan 17 Kecamatan.

Untuk mempercepat proses penyembuhan, Disperta  Kabupaten Mojokerto melakukan penyuntikan analgesik, antipiretik, antibiotik dan vitamin terhadap sapi yang terinfeksi PMK.

“Ini kan penyakit menular, jadi yang harus ditingkatkan adalah daya tahan tubuh melalui pengobatan supportif, seperti vitamin, antibiotik. Untuk gejala demamnya juga kita berikan antipiretik dan analgesik,” jelas Nurul.

Virus PMK ini dapat menular ke antar hewan ternak. Namun sejauh ini di Mojokerto belum ada hewan yang tertular selain sapi. Nurul menegaskan, virus ini tidak aka menular kepeda manusia.

“Itu mudah menular ke antar hewan ternak, seperti tidak ke manusia. Laporannya (penuluaran) masih di sapi,” tandasnya.

Untuk tindakan pencegahan dan peneluran diperlukan vaksnasi. Akan tetapi, lanjut Nurul, dosis vaksin di Jawa Timur masih belum tersedia. Menurut dia, Disperta Kabupaten Mojokerto belum diminta untuk pengajuan dosis vaksin dan pengajuan ke Pemerintah Provinsi Jatim.

Namun, mantan kasi pengamatan dan penyidikan penyakit hewan Disperta Kabupaten Mojokerto telah menyiapkan data sapi yang akan divaksin dan jumlah vaksin yang dibutuhkan.

“Setidaknya kita sudah menyiapkan data, jika diminta kita sudah siap. Yang di vaksinasi itu kan mencakup 70 sampai 80 persen populasi, sekitar 41.000 ribu dosis vaksin yang kita butuhkan,” ungkapnya.

Terpisah, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menyampaikan, sebagai langkah antisipasi penyebaran  saat ini pemerintah Kabupaten Mojokerto menutup sementara beberapa pasar hewan.

“Karena prinsipnya ini penyakit yang sangat menular. Dan menularnya ini hanya hewan dengan hewan ini yang perlu kita syukuri, karena tidak sampai hewan ke manusia. Sekarang ini tempat dimana hewan ini berlalu lalang kita tutup sementara kita lakukan sterilisasi. Kemarin 6 (Pasar hewan ditutup),” terang Ikfina.

Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini menghimbau kepada para peternak agar selama penanganan harus melakukan karantina hewan ternaknya. Tidak boleh melakukan pertukaran. Mulai makanan hingga minuman.

’’Semuanya sudah disterilisasi, kandang-kandang, kita juga sudah melakukan pendataan karena di Kabupaten Mojokerto ada 51 ribu ekor sapi. Makanya kita identifikasi, ternaknya dikarantina dulu. Tidak boleh kemana-mana,” pungkas Ikfina. (cw)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini