IM.com – Polres Mojokerto bersama suporter Bonek dan Aremania menggelar salat gaib untuk korban Tragedi Kanjuruhan, Malang yang menelan ratusan korban jiwa.
Salat ghaib dilaksanan di Masjid Darul Istiqomah Polres Mojokerto Senin (3/10/2022). salat Ashar berjamaah. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan doa dan tahlil bersama.
Atas tragedi yang berlangsung pada Sabtu (1/10/2022) pekan lalu, Kapolres Mojokerto AKBP Apip Ginanjar mengatakan, menjadi pelajaran bagi semua pihak. Ia berharap tragedi tesebut tidak akan terulang kembali.
“Siang ini, kita melaksanakan salat ghaib dan doa bersama untuk para korban yang meninggal pada tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, mari bersama kita doakan para korban. Semoga tragedi atau musibah tersebut tidak terulang lagi dan menjadi pelajaran berharga bagi bangsa dan negara,” kata Kapolres Mojokerto AKBP Apip Ginanjar.
Kurang lebih bonek yang hadir kegitan tersenut sebanyak 5 orang. Sedangkan Aremania 7 orang. Seperti diketahui, salat ghaib merupakan ibadah yang dilakukan dengan tujuan mendoakan jenazah yang berada di tempat yang tidak bisa dijangkau.
Kapolres Mojokerto menyampaikan, bahwa salat ghaib dan doa bersama ini dilakukan sebagai bentuk turut berduka dan berbela sungkawa atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang.
“Semoga kegiatan ini membawa berkah khusus nya untuk korban tragedi stadion kanjuruan Kab. Malang agar amal ibadahnya dapat di terima oleh Allah SWT.
Kericuhan terjadi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober.
Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk lapangan. Kerusuhan semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.
Petugas pengamanan, kemudian berusaha mencegahnya dengan melakukan pengalihan agar suporter tidak dalam lapangan untuk mengejar pemain. Dalam prosesnya, petugas melakukan tembakan gas air mata.
Gas air mata dilepaskan karena pendukung Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan sudah terlalu anarkistis dan membahayakan keselamatan pemain dan ofisial. ((cw)