Banyak pedagang berjualan di tepi jalan sekitar pasar Tanjung Anyar sehingga menganggu lalu lintas masyarakat yang hendak ke pasar.

IM.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopumkperindag) bakal merelokasi pedagang di Pasar Tanjung Anyar.

Relokasi sebagai upaya mewujudkan keamanan dan kenyamanan masyarakat. Mengingat, banyak pedagang berjualan di tepi jalan sekitar pasar Tanjung Anyar. Ini tentu menganggu lalu lintas masyarakat yang hendak ke pasar.

Kepala Diskopumkperindag Kota Mojokerto Ani Wijaya mengatakan, pedagang yang terdiri dari warga Kota dan luar Mojokerto itu memilih berjualan di tepi jalan lantaran bedak-bedak di dalam pasar banyak yang rusak.

“Kenapa kok keluar semua. Ternyata yang di dalam rusak. Tidak memenuhi syarat jualan,” katanya pada sejumlah wartawan usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Kamis (13/10/2022).

Sesungguhnya relokasi telah direncanakan sejak tahun 2020. Pada tahun 2021 dilakukan pergeseran anggaran untuk pemeliharaan dan pembenahan di dalam sejumlah pasar. Antara lain, Tanjung Anyar, Prajurit Kulon (Pralon), dan Kranggan.

“Saya perbaiki semua, sekarang sudah siap, payung hukum sudah saya buat,” ujar Ani.

Area pasar Tanjung Anyar meliputi tiga jalan, yaitu, Jalan KH Nawawi, Jalan Residen Pamuji, dan Jalan HOS Cokro Aminoto. Hasil pendataan tim Diskopumkperindag Kota Mojokerto terdapat 196 pedagang selama 24 jam.

Ani menjelaskan, relokasi dikhusukan bagi pedagang yang berjualan pukul 05.00 WIB sampai 21.00 WIB. Hal itu mengacu pada hasil kajian Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mojokerto.

“Hasil kajian Dishub pedagang baru boleh jualan diatas jam 21.00 WIB. Kami kan mengikuti hasil kajian dishub,” jelasnya.

Dari 196 pedagang, hanya ada 53 pedagang berjualan diatas pukul 21.00 sampai 05.00 WIB. Mereka tetap diperbolehkan berjualan di dalam Pasar Tanjung. Sementara, sisanya 143 pedagang dilakukan pedataan kembali berkaitan dengan jualannya dan domisili.

Setelah didata, Ani mengungkapkan, ternyata terdapat 64 pedagang merupakan warga Kota Mojokerto. Sehingga diperbolehkan menempati bedak yang disediakan di dalam Pasar Tanjung Anyar.

Pihakya menyediakan 95 bedak di dalam pasar untuk warga Kota Mojokerto. Namun tidak terisi semua. Karena hasil pendataan yang memenuhi syarat-syarat hanya 64 pedagang, maka sisa bedak bisa diberikan kepada pedagang yang kebutuhan lapak jualannya lebar.

“Maaf ya, orang jualan di situ tempatnya (lapak) lebar-lebar. Kalau memang kapasitas jualan banyak, ya kasihan, saya kasih bedak bisa dua atau tiga, empat, kan warga Kota,” ungkapnya.

Sementara, bagi pedagang Pasar Tanjung Anyar dari luar Kota Mojokerto tetap akan direlokasi ke sejumlah pasar. Diantara, Pasar Kranggan, Prapanca, dan Kliwon.

“Nah yang luar kota biar tidak iri saya kasih tempat di luar. Khusus yang sembako saya kasih di Prapanca, makan minum di Pasar Kliwon, khusus buah di Pasar Kranggan. Bukan warga kota pun, yang buah juga di Kranggan,” terang Ani.

Saat ini, telah dilakukan dua kali sosialisasi dan imbauan kepada pedagang pasar Tanjung Anyar terkait rencana relokasi. Mereka diimbau segara mencari tempat yang disediakan dengan cara mendaftar melalui Diskopumkperindag.

Imbau yang terakhir akan dilaksanakan pekan depan baik secara lisan maupun tulisan. Ani menegaskan memberi waktu hingga pekan terakhir bulan Oktober untuk mencari tempat jualan yang baru.

Jika akhir Oktober 2022 belum dipindah, maka pihaknya akan melakukan upaya relokasi paksa.

“Kalau memang masih bandel ya. Kami sudah berproses membuatkan tempat yang bagus. Sekarang sudah ada 53 orang yang daftar cari tempat,” tandasnya. (cw)

665

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini