IM.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menggelar seminar dan gebyar busana pengantin Mojoputri tahun 2023 di Pendopo Graha Maja Tama (GMT), Sabtu, (22/7/2023). Ajang ini untuk melestarikan tata busana pengantin khas Bumi Majapahit.
Seminar dan gebyar busana pengantin Mojoputri yang diinisiasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Mojokerto diikuti 75 perias atau Make-up artist (MUA) dari Kota dan Kabupaten Mojokerto. Acara dihadiri Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto Norman Handito serta mengundang anggota tim 9 pengantin Mojoputri, Nurhayati sebagai narasumber.
Penetapan Mojoputri sebagai busana Pengantin khas Kabupaten Mojokerto dilakukan dalam Gelar Busana Tempo Dulu yang diinisiasi oleh DPD Harpi “Melati” Provinsi Jawa Timur, TP PKK dan Ratu Ayu Solo Kosmetik di Hotel Ramayana Surabaya pada 19 April 1996. Diketahui, Busana pengantin khas daerah Mojokerto yang bernama Mojoputri ini, merupakan busana yang memiliki keterkaitan erat dengan budaya di Mojokerto.
Busana pengantin Mojoputri dicetuskan oleh Bupati Mojokerto periode 1990-2000, Machmoed Zain. Dalam kajiannya, busana pengantin Mojoputri erat kaitannya dengan akulturasi budaya. Budaya Kerajaan Majapahit, budaya Islam (Demak – Mataram Islam), dan unsur budaya kolonial Belanda, sehingga Mojoputri menjadi salah satu busana pengantin khas Jawa Timur yang berasal dari Kabupaten Mojokerto.
Bupati Ikfina menyampaikan, dengan dilaksanakan seminar dan gebyar pengantin Mojoputri ini, dapat menjadi salah upaya Pemkab Mojokerto dalam melestarikan budaya khas Kabupaten Mojokerto dengan memberikan edukasi terhadap perias-perias baru yang di Bumi Majapahit terkait busana pengantin Mojoputri.
“Dengan banyaknya generasi-generasi perias baru yang bermunculan, mereka-mereka ini harus tahu dan mengenal tata rias pengantin mojoputri ini, maka kegiatan ini memang harus dilaksanakan pada teman-teman perias-perias semuanya khususnya perias yang ada di Kabupaten Mojokerto untuk memahami bagaimana busana pengantin Mojoputri,” ungkapnya.
Ikfina berpesan, agar para perias yang ada di Bumi Majapahit juga ikut andil dalam melestarikan budaya khas Kabupaten Mojokerto. Ia berharap kegiatan ini dapat melestarikan budaya Kabupaten Mojokerto.
“Mudah-mudahan kegiatan yang menjadi bagian dalam melestarikan budaya Kabupaten Mojokerto khususnya pada busana pengantin Mojoputri ini mendapatkan Ridho dari Allah SWT,” tuturnya.
Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto Norman Handito berharap, dengan dilaksanakannya seminar dan gebyar pengantin Mojoputri tahun 2023, busana pengantin Mojoputri khas Mojokerto dapat semakin dikenal, baik tingkat nasional maupun internasional.
“Harapan kami, kegiatan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan keluhuran-keluhuran daerah Kabupaten Mojokerto untuk bisa kita perkenalkan dan kita sorotkan sampai dengan di daerah-daerah lain, syukur sampai Jawa Timur dan Alhamdulillah kalau sudah sampai di tingkat nasional bahkan internasional itu juga perlu,” pungkasnya.
Acara seminar dan gebyar busana pengantin Mojoputri dihadiri oleh istri alm. Machmud Zain yakni Dewi Masito, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Shofiya Hana Al Barra, Rektor Universitas Islam Majapahit Rachman Sidharta Arisandi. Selain itu hadir juga Ketua DPD Harpi Jawa Timur, Ketua Tiara Kusuma Kota Mojokerto, Ketua Harpi Kota Mojokerto, Ketua Katalia Mojokerto, Ketua Tiara Kusuma Mojokerto, Ketua GOW Mojokerto, Ketua TP PKK Kecamatan se-Kabupaten Mojokerto. (im)