Foto ilustrasi pengeroyokan.


IM.com – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto, siap memberikan pendampingan psikologis kepada santri Ponpes Amanatul Ummah. Tim Bidang Perlindungan Anak mendatangi Rumah Sakit (RS) Sumber Glagah, tetapi gagal bertemu pasien diduga korban pengeroyokan tersebut karena tidak bisa bertemu pihak orang tua.

Tim DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto dipimpin Kepala Bidang Perlindungan Anak Ani Widyastuti  mengunjungi RS Sumber Glagah pada Kamis (26/9/2024) siang. Kedatangan mereka untuk memberikan pendampingan psikologis kepada MAS (15), santri Ponpes Amanatul Ummah yang menjalani perawatan intensif di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Saya bersama dua staf kebetulan ada acara jadi narasumber di Pacet, pulangnya sekalian mampir untuk menjenguk pasien dan menawarkan bantuan pendampingan psikoogis secara gratis,” kata Ani saat dihubungi Kamis (26/9/2024) malam.

Sayangnya, Ani mengaku gagal bertemu korban. Pihaknya tidak bisa memastikan kondisi santri asal Medan, Sumatera Utara,  karena belum mendapat izin dari orang tua.

“Waktu saya datang, orang tuanya tidak ada di tempat. Jadi tidak bisa bertemu anaknya (MAS),” ungkap Ani.

Ani mengaku sempat bertemu dan berbincang  dengan tante dari korban. Namun, imbuhnya, kerabat selain orang tua tidak berhak memberikan izin untuk bertemu pasien.

“Untuk bertemu atau menjenguk pasien atau korban di bawah umur harus atas izin dari orang tuanya dulu,” tegasnya.

Dengan demikian, Tim DP2KBP2 Bidang Perlindungan Anak belum mengetahui persis kondisi korban. Apakah mengalami trauma dan membutuhkan assesment psikologis atau tidak.

Pihaknya sempat bertemu tim meds RS Sumber Glagah. Kepada tim medis yang menangani santri MAS, Ani menawarkan bantuan pendampingan psikologis secara gratis.

“Saya sampaikan ke dokter yang menangani, barangkali nanti butuh pendampingan psikologis atau yang lain untuk pasien. Kami dari Bidang Perlindungan Anak DP2KBP2 siap memberikan bantuan gratis, silahkan hubungi,” jelasnya.

Kerabat Korban Minta Bantuan Wartawan di Mojokerto

Seorang santri Ponpes Amanatul Ummah, MAS (15) asal Medan, Sumatera Utara, diduga kembali menjadi korban penganiayaan hingga menjalani perawatan intensif di RS Sumber Glagah, Pacet. Informasi ini mencuat dari pesan berantai di grup WhatsApp (WAG) awak media di Jawa Timur hingga menyebar di Mojokerto pada Senin (23/9/2024) siang.

Baca Juga: Kerabat Korban Minta Bantuan Wartawan di Mojokerto Ungkap Dugaan Penganiayaan Santri Amanatul Ummah

Kabar itu bersumber dari kerabat korban yang juga berprofesi sebagai wartawan dan berdomisili di Medan. Dalam pesan di grup, sumber ini memastikan bahwa korban mengalami penganiayaan sehingga meminta bantuan kepada rekan sesama jurnalis di Jawa Timur, khususnya yang di Mojokerto, agar menyelidiki kejadian tersebut.

Berdasar informasi tersebut, redaksi inilahmojokerto.com berupaya menggali info dan data kepada pihak-pihak terkait. Termasuk ke Rumah sakit Sumber Glagah.

Sementara orang tua korban baru mendengar anaknya dirawat intensif di rumah sakit dan langsung terbang dari Medan ke Mojokerto pada Selasa (24/9/2024). Pada saat yang sama malam harinya, mobil milik pondok asuhan Muhammad Al Barra itu terpantau parkir di RS Sumber Glagah.

Saat dikonfirmasi, orang tua korban mengaku belum mendapat informasi lengkap seputar kejadian yang menimpa anaknya.

“Kami mohon izin, kami baru aja tiba dari Medan, belum bisa memberikan. Informasi apapun saat ini. Kami juga belum mendapatkan informasi yang lengkap tentang kejadian,” ungkap orang tua MAS melalui pesan WhatsApp. (imo)

192

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini