
IM.com – Angka kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kota Mojokerto Jawa Timur mengalami peningkatan. Data Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, jumlah kasus TBC dari 757 kasus pada tahun 2023 menjadi 869 kasus di tahun 2024. Hingga pertengahan 2025, sudah tercatat 322 kasus.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyampaikan Pemerintah Kota Mojokerto terus memperkuat komitmennya dalam upaya eliminasi penyakit Tuberkulosis (TBC) melalui pendekatan lintas sektor yang lebih terintegrasi.
Dalam pengarahannya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyampaikan keprihatinan atas tingginya angka kasus TBC secara nasional yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus TBC terbanyak kedua di dunia.
“Ini kondisi yang sangat menyedihkan. Maka penanganan TBC tidak bisa lagi hanya sebatas penemuan kasus. Kita harus fokus pada proses penyembuhan yang tuntas,” tegasnya.
Ning Ita menekankan bahwa tantangan terbesar bukanlah soal jumlah kasus yang ditemukan, tetapi memastikan bahwa setiap pasien TBC mendapatkan pengobatan hingga sembuh total.
“Penyakit TBC membutuhkan pengobatan selama enam bulan penuh tanpa henti. Tidak boleh ada yang putus di tengah jalan. Di sinilah peran penting tenaga kesehatan, kader motivator, hingga keluarga pasien dalam mendampingi proses pengobatan. Ini bukan tugas yang ringan, butuh pendekatan yang sabar dan persuasif,” ujarnya.
Pemkot Mojokerto juga terus menguatkan upaya edukatif dan promotif melalui dukungan kader motivator, prameswari, serta puskesmas yang aktif dalam posyandu dan kegiatan penyuluhan. Namun, Ning Ita menilai bahwa kesadaran masyarakat untuk mencegah dan menangani TBC masih perlu ditingkatkan secara signifikan.
“Kita butuh sinergi semua pihak hingga ke tingkat desa. Pemerintah pusat sudah memberikan target, dan tanggung jawab itu turun berjenjang sampai ke tingkat paling bawah. Jadi penanganan TBC bukan hanya tugas Dinas Kesehatan, tapi tugas kita bersama,” tegasnya.
Ia juga mendorong adanya sinkronisasi data antara pemerintah daerah dengan provinsi agar penanganan lebih terarah berdasarkan data riil di lapangan.
Wali Kota berharap penanganan TBC di Kota Mojokerto tidak hanya berorientasi pada capaian angka, tetapi benar-benar menghasilkan dampak nyata: masyarakat yang sembuh, sehat, dan sadar akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat. (uyo)