IM.com – Setelah Barisan Kader (Barikade) Gus Dur dan Gusdurian yang diwakili Yenny Wahid menyatakan dukugan untuk duet Joko Widodo-Ma’ruf Amin, satu per satu tokoh Nahdlatul Ulama struktural maupun kultural dan ulama NU menjauhi Prabowo Subianto-Sandiga Uno. Kali ini, kubu Prabowo-Sandiaga harus berbesar hati merelakan lepasnya dukungan dari Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, KH Irfan Sholeh.
KH Irfan Sholeh menolak namanya dicantumkan sebagai tim sukses Prabowo-Sandiaga. Ia meminta kubu Prabowo-Sandi menghapus namanya dari namanya dari daftar timses.
Kiai kharismatik ini merasa tidak pernah menyepakati, bahkan bertemu dengan timses Prabowo-Sandi di Jombang. Ia mengaku belum mengetahui siapa yang memasukkan namanya menjadi tim sukses Prabowo-Sandiaga.
“Saya kemarin kaget, kok saya bisa dimasukkan ke situ,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Jumat (28/9/2018). Kiai Irfan pun khawatir ada santri Tambak Beras yang memasukkan namanya tanpa konfirmasi.
“Saya takutnya begitu (yang masukkan dari santri). Karena jumlah santri saya kan ribuan,” imbuhnya.
Kiai yang menjadi pengurus PBNU ini baru tahu setelah kubu Prabowo mengeluarkan rilis nama-nama tim sukses yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia mengaku tidak mau menjadi tim sukses Prabowo karena tidak ingin menyakiti alumni dan ribuan santrinya yang berada di kubu berbeda.
“Santri saya ribuan, ada yang mendukung Prabowo ada yang mendukung Jokowi. Saya memihak salah satunya akan menyakiti hati sebagian santri yang ada di kubu lain. Tapi saya tetap berdoa semoga yang lebih barokah bisa menjadi ‘Imam’ di negeri kita tercinta ini,” tutur Kiai Irfan.
Apalagi, selama ini dirinya juga menjabat sebagai salah satu pengurus di PBNU, sehingga Kiai Irfan tidak mau mengambil langkah yang berbeda dengan PBNU. “Saya ini kan pengurus PBNU. Sementara Kiai Ma’ruf Amin kan Rois Aam. Jadi saya ikut sama beliau. Saya cium tangan sama beliau,” kata pengasuh salah satu Ponpes tertua di Jombang ini. (ine/im)