IM.com – Kota Mojokerto menempati peringkat ke 15 sebagai daerah tertinggi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Jawa Timur, membuat pemerintah harus bekerja keras. Bersama Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK), pemerintah membentuk 270 motivator anti narkoba untuk mencapai target 2019 Kota Mojokerto bersih narkoba.
“Dari 38 daerah di Jawa Timur, Kota Mojokerto pada peringkat ke 15. Jadi, peredaran narkoba di Kota Mojokerto tinggi karena kita dekat dengan Surabaya,” kata Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus usai pengukuhan dan apel bersama motivator anti narkoba di Graha Praja Wijaya kantor Pemkot Mojokerto, Selasa (8/11).
Mas’ud menjelaskan, untuk menekan tingginya kasus penyalahgunaan dan peredaran narkoba, tak cukup hanya mengandalkan polisi dan BNNK. Menurut dia, masyarakat harus berperan setidaknya untuk memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada pengguna narkoba, serta melaporkan adanya kasus penyalahgunaan dan peredaran narkoba kepada polisi atau BNNK.
Untuk itu, lanjut Mas’ud, siang ini ratusan motivator anti narkoba dibentuk untuk pertama kalinya di Kota Mojokerto. Sebanyak 270 kader itu berasal dari perwakilan sekolah jenjang SMP dan SMA serta RW di seluruh wilayah Kota Onde-onde. Dari lingkungan pendidikan, para kader dipilih dari pelajar terbaik, sedangkan tingkat RW merupakan orang dewasa yang punya semangat tinggi untuk memberantas narkoba.
“Tugas motivator anti narkoba ini mengarah pada pencegahan untuk koordinasi dengan BNNK dan kepolisian, baik dalam hal penyuluhan, pendampingan dan pelaporan. Kalau penindakan sudah ranahnya kepolisian. Maka penting sekali masyarakat aktif memberikan informasi,” terangnya.
Mas’ud berharap, pasca pembentukan ini, BNNK segera memberikan pelatihan kepada para motivator agar bisa menjalankan perannya dengan baik. Setidaknya dalam dua tahun ke depan, adanya kader anti narkoba itu bisa menekan kasus penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Kota Mojokerto.
“Target kami Kota Mojokerto tahun 2019 bersih dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Untuk kalangan PNS, tes urine kami mulai dari kepala SKPD, kemudian lapisan bawahnya sampai semua PNS ada 3.400 kami minta untuk tes urine,” tandasnya.
Kepala BNNK Mojokerto, AKBP Suharsi menambahkan, pasca pengukuhan ini, para motivator akan diberi bekal secara berkala sebulan dua kali. Pembekalan dilakukan per kecamatan dengan harapan akan lebih efektif.
“Pembekalan kami nantinya terkait bagaimana cara melaporkan, sosialisasi bahaya narkoba, jenis-jenis narkoba, modus peredaran, ciri-ciri pengguna sehingga mereka bisa melaporkan kepada kami,” jelasnya.
Terkait teknis pelaporan sendiri, kata Suharsi, BNNK akan membentuk grup WhatsApp (WA) khusus motivator anti narkoba Kota Mojokerto. Dia menjamin keamanan para kader. “Pelaporan nanti akan via grup WA. Kalau mungkin mereka takut, mereka bisa langsung japri ke saya,” tegasnya. (bud/uyo)