IM.com – Pelepasan Klon Mojo 01 sebagai varietas unggul tanaman tebu Kabupaten Mojokerto, akhirnya resmi disahkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 21/Kpts/KB.010/3/2020.
Klon Mojo 01 merupakan usulan Pemerintah Kabupaten Mojokerto, bekerjasama dengan Balai Besar Pembenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya dan PG Gempolkrep PT. Perkebunan Nusantara X.
Klon Tebu Mojo 01 memiliki keunggulan potensi produksi pada tanaman Plant Cane (PC) sebesar 1.126 ± 146 ku/ha, rendemen 9,75 ± 1,04% dan hablur 109,8 ± 17,7 ku/ha. Sedangkan pada Ratoon Cane (RC) sebesar 1.094 ± 297 ku/ha, rendemen 9.49 ± 0,92% dan hablur 105,7 ± 35,8 ku/ha.
Selain itu, Mojo 01 berkadar sabut tinggi 14,99%, kategori kemasakan lambat, tidak membentuk sogolan, batang realtif tegak, tidak mudah roboh, sifat lepas pelepah mudah serta toleran terhadap kekeringan.
Untuk diketahui, penetapan dan perumusan nama Mojo 01i, telah dibahas pertengahan tanggal 22 Juli 2019 lalu, oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto bersama BBPPTP Surabaya. Selanjutnya pada 16 Oktober 2019, pelepasan Mojo 01 diputuskan dalam sidang di Solo, dengan mendapat penilaian oleh 17 tim dari Balitbang dan universitas di Indonesia.
Proses penetapan Mojo 01 pun, sebelumnya juga telah melewati prosedur dan perencanaan terstruktur. Seperti memenuhi kelengkapan syarat administratif untuk mendaftarkan varietas, serta harus ada tim peneliti untuk mengkaji.
Bupati Mojokerto Pungkasiadi, menyatakan komitmen dan dukungan penuh terhadap Klon Mojo 01 yang diharapkan dapat mendongkrak produksi gula di Kabupaten Mojokerto. Optimisme makin bertambah, apalagi melihat minat petani yang sangat tinggi dalam mengembangkan varietas ini.
“Kita harus terus mendukung inovasi-inovasi pertanian daerah. Adanya Klon Mojo 01 ini, diharapkan dapat mendukung program Swasembada Gula Nasional,” harap Bupati Pungkasiadi.
Lebih lanjut, bupati juga akan terus berkoordinasi dengan pabrik gula serta para petani, untuk memastikan kesiapan bibit. Bupati ingin agar bibit Mojo 01, cukup tersedia mengingat saat ini sudah masuk masa giling dan masa tanam.
“Kita akan koordinasi dengan pabrik gula untuk pengembangan lahan Kebun Bibit Datar (KBD), guna mengakomodasi minat petani terhadap varietas ini. Jangan sampai minat petani besar, tapi bibit tidak tersedia,” kata bupati
Luas lahan tebu di Mojokerto lanjut bupati, kurang lebih 8.000 Ha, saat ini sudah masuk masa giling dan tanam. Tentunya kesiapan bibit Mojo 01 sangat mendesak. Pabrik gula harus bisa antisipasi itu, kita akan segera sosialisasi kepada teman-teman petani tebu juga. (uyo)