IM.com – Ketersediaan bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan di Kabupaten Mojokerto penuh seiring lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Untuk mengatasi masalah itu, Satgas memetakan penempatan karantina bagi pasien Covid-19 sesuai tingkat gejala klinisnya.
Tingkat keterisian bed (bed occupancy rate) untuk mengisolasi pasien Covid-19 di Kabupaten Mojokerto mencapai 91,61 persen. Dari 334 bed yang tersedia, saat ini 306 tempat tidur sudah terisi. Sehingga tempat isolasi yang tersisa hanya 8,38 persen atau 28 bed.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto per Jumat 25 Juni 2021 kemarin menunjukkan ruangan isolasi yang penuh meliputi 31 bed di Puskesmas Gondang, 72 bed di RSUD RA Basoeni, 50 bed di RSI Sakinah, 6 bed di RS Sumberglagah, serta 40 bed di RS Sido Waras.
Sementara bed di ruang ICU RSUD Prof dr Soekandar, Mojosari hanya hanya tersisa 1. Sedangkan 12 bed ICU sudah terisi pasien Covid-19 dengan gejala berat.
“Di RSI Sakinah 3 bed, RS Mawaddah Medika 2 bed, RS Sido Waras 2 bed dan di RSUD Prof dr Soekandar 5 bed,” kata Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto Ikfina Fahmawati didampingi Direktur RSUD Prof. dr. Soekandar dr. Djalu Naskutub dan dr. Beny selaku Penanggungjawab Anastesi Instalasi Bedah Central.
Oleh karena itu, Satgas Covid-19 mengatur tempat isolasi pasien Covid-19 sesuai tingkat keterpaparan atau gejala klinisnya. Ikfina mengatakan, orang tanpa gejala (OTG) bisa isolasi mandiri di rumah, dengan catatan memenuhi syarat dan terus dipantau tim satgas. (Baca juga: Kabupaten Mojokerto Penyumbang Terbesar Tambahan Kasus COVID-19 di Jatim).
“Gejala ringan bisa di puskesmas, sedangkan gejala sedang sampai berat kita tangani di rumah sakit,” ujarnya
Pihaknya juga menghitung dengan cermat ketersediaan BOR, hingga memastikan kebutuhan para pasien, termasuk alat bantu pernapasan dan tabung oksigen. Meski saat ini BOR sudah terisi penuh, RSUD Prof. dr. Soekandar akan menambah jumlah tempat tidur untuk antisipasi lonjakan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Pemda berusaha secara maksimal untuk menanggulangi pandemi ini. Kekurangan yang mungkin terjadi, akan terus kita perbaiki,” tuturnya.
Selain itu, Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto juga memanfaatkan ruang isolasi di posko PPKM Mikro yang tersebar di 304 desa/kelurahan. Ruangan isolasi di kantor-kantor desa itu untuk pasien Covid-19 tanpa gejala klinis (OTG).
“Kami sudah menggerakkan semua desa di posko PPKM mikronya. Bahwa tempat-tempat isolasi yang sudah dirintis saat kampung tangguh Semeru kami galakkan lagi. Memang semuanya dikondisikan siap menerima untuk isolasi mandiri bagi masyarakat yang terkena Covid-19 tanpa gejala,” cetusnya. (im)