IM.com – Program Makmur berhasil mendongkrak produktivitas petani tebu di Mojokerto. Pada tahun 2023, produksi bahan baku gula ini mencapai 160 ton per hektar dari sebelumnya 120 ton per hektar.
Program Makmur merupakan kerjasama PT Petrokimia Gresik dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dengan luas lahan tebu di Mojokerto mencapai 5.628 hektar. Program ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan produktivitas bersama dengan petani.
Dirut Produksi Pengembangan PT Perkebunan Nusantara Mahmudin menyatakan kolaborasi antara Petrokimia sebagai mitra terdekat petani, Pemda dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bertujuan mewujudkan tugas dari pemerintah.
“Tentunya yang saat ini masih di angka sekitar 70 ton per hektar menuju 93 ton per hektar hari ini,” kata Mahmudin dalam konferensi pers panen dan tanam tebu Program Makmur di Desa Jrambe, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Rabu (9/8/2023).
Saat ini gula produksi di angka 2,3 juta ton dengan target sampai tahun 2028 mencapai 4,6 juta ton. Untuk memenuhi amanat PP Nomor 40 tahun 2023 tersebut, PTPN group melalui PT SGN yang mengelola 36 pabrik gula harus menambah luasan lahan 179.000 ha.
“Saya kira ini 1 sinergi yang luar biasa. Mudah-mudahan kita akan terus berkolaborasi lagi dengan PT Petrokimia dengan perbankan dalam hal ini hadir BNI dengan petani,” harapnya.
Assisten Manajemen Tanaman PG Gempolkrep, Agus Edi Susanto mengatakan, kenaikan produksi tebu di Jawa Timur dipicu pemakaian pupuk yang lebih tepat dan terjamin. Luas lahan binaan PTPN Grup di Jatim sendiri mencapai 26.229 hektar.
“Kalau melihat pertumbuhan lebih baik daripada non program. Hasilnya lebih banyak, termasuk rendemen,” kata di temui disela-sela panen dan tanam bersama tebu di Desa Jrambe, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Rabu (9/8/2023).
Sebagai informasi, Program Makmur membuat rendemen naik dari 7,35 persen menjadi 8.50 persen. Demikian juga dengan pendapatan melonjak 42 persen, dari 81.395.823 hektar menjadi 115.392.430 hektar.
Program Makmur yang berjalan tiga tahun telah menanam jenis tebu Bulu Lawang, Republik Of China, Cening. Terbaru, ada variasi lokal yang masih dalam tahap uji coba.
Dirut PT Petro Kimia Dwi Satrio Annurogo mengapresiasi kolaborasi dengan PT SGN untuk mendongkrak hasil produksi tebu petani yang memang sejalan dengan misi perusahaannya. Menurutnya, tidak hanya memberikan pupuk, perusahaan BUMN itu juga melakukan uji tanah secara terukur.
“Ternyata tanah di desa ini masih perlu penambahan kapur pertanian untuk meningkatkan PH nya,” ujarnya. (im)