IM.com – Dua pohon kersen ini berdiri tegak di halaman Masjid Darussalam, Dusun Mengelo, Desa/Kecamatan Sooko, Mojokerto. Meski daun dan cabangnya nampak kering, tapi kedua pohon ini diserbu ratusan warga lantaran dipenuhi beragam hadiah.
Warga setempat menyebutnya sebagai Keresan, yakni tradisi berebut hadiah yang diikat pada ranting dan cabang pohon kersen. Nama Keresan sendiri berasal dari kata Keres, sebutan pohon kersen dalam Bahasa Jawa. Tradisi ini digelar untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi.
Belum kelar doa dilantunkan, ratusan warga yang sudah megerubungi kedua pohon kersen itu langsung menyerbunya. Tak hanya pria dewasa, para remaja, anak-anak hingga ibu-ibu juga tak mau ketinggalan. Mereka ikut berjibaku memperebutkan beragam hadiah yang diikat pada cabang dan ranting kedua pohon kersen ini.
Bagian bawah kedua pohon kersen ini dipenuhi tumpukan kelapa muda dan nanas. Sementara di ranting dan cabangnya, diikat ratusan hadiah yang berupa pakaian pria dan wanita, pakaian anak-anak, sandal, topi, sepatu, jilbab, terong hingga kopiah. Bak buah kersen yang tumbuh lebat, ratusan hadiah ini begitu menggoda para pengunjung.
“Sebelumnya setiap Maulid Nabi Muhammad SAW, kami menggunakan lidi dihiasi mainan dan makanan ditaruh di dalam masjid. Sejak tahun 1971 kami mepakai pohon keres (kersen) ditaruh di halaman masjid karena ranting dan cabang pohon ini banyak sehingga memudahkan untuk mengikat hadiah,” kata Ketua Panitia Tradisi Keresan Shonhaji Syafii kepada wartawan di lokasi, Minggu (3/12/2017).
Shonhaji menjelaskan, tradisi Keresan digelar warga Mengelo sebagai wujud rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Setiap tahun saat peringatan Maulid Nabi tiba, warga setempat kompak menyumbangkan hasil kerajinannya untuk hadiah yang diikat pada pohon kersen. Maklum saja, mayoritas warga Dusun Mengelo bergelut dalam industri rumahan sepatu, sandal, pakaian dan jilbab.
“Tradisi Keresan ini dalam rangka menyedekahkan sebagian rezeki yang kami dapatkan sebagai wujud kecintaan kami kepada Rasulullah. Sengaja kami buat rebutan untuk memeriahkan syiar Maulid Nabi, ini juga menjadi ciri khas Dusun Mengelo,” terangnya.
Demi mendapatkan hadiah di pohon kersen ini, tak sedikit warga yang mengabaikan keselamatan. Khususnya para pemuda, mereka nekat memanjat hingga ke puncak pohon yang telah mati ini meski warga lainnya menarik-narik hadiah dari bawah sehingga membuat pohon terguncang.
Bahkan sejumlah pemuda harus terjatuh saat dahan pohon ini patah tak kuat menahan beban. Beruntung tak seorang pun warga yang mengalami cedera serius lantaran posisi jatuhnya tak terlalu tinggi.Luka lecet menjadi hal yang lumrah bagi mereka demi mengumpulkan hadiah sebanyak mungkin untuk dibawa pulang.
“Takut (jatuh) sih iya, tapi saya antisipasi sendiri. Seru saja, ikut memeriahkan Maulid Nabi,” ujar Amin (34), warga Dusun Mengelo sembari menenteng kelapa muda, nanas dan pakaian hasil rebutan.
Pengunjung tradisi Keresan ini tak hanya warga lokal. Tak sedikit warga luar Mojokerto ikut berburu hadiah dalam tradisi ini. Salah satunya Juni (25), warga Mojoagung, Jombang.
“Saya ikut rebutan untuk istri saya yang lagi hamil, dia ngidam kelapa muda,” tandasnya sembari memasukkan buah nanas, kelapa muda dan sandal baru hasil rebutan ke dalam karung plastik yang dia bawa. (kus/uyo)