
IM.com – Ratusan warga Dusun Mengelo, Desa/Kecamatan Sooko Kabuapten Mojokerto menggelar tradisi Keresan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (12/12-2016. Begini kemeriahannya.
Tepat tengah hari, ratusan warga memadati jalanan di depan Masjid Darussalam Mengelo. Doa dan salawat yang menggema dari seorang ulama pemberi tausyiah, ditambah cuaca mendung membuat warga dari berbagai daerah di Kabupaten Mojokerto itu kian bersemangat. Tak hanya kaum pria, ibu-ibu hingga anak-anak seakan tak mau kalah untuk berebut hadiah.
Yups, aneka macam hadiah telah disiapkan panitia peringatan Maulid Nabi Dusun Mengelo. Tapi bukan di tempat biasa, ratusan hadiah itu diikat dengan tali rafia ke ranting dua pohon kersen (Keres dalam Bahasa Jawa). Mulai dari pakaian pria dan wanita, pakaian anak-anak, topi, sandal, sepatu, jas hujan, nanas, kelapa muda, terong, jagung, hingga nangka siap menjadi rebutan warga.
Belum juga doa rampung dilantunkan, tanpa dikomando ratusan warga yang sudah tak sabar menyerbu dua pohon kersen sarat hadiah itu. Hanya dalam hitungan menit, kedua pohon berbuah seperti ceri itu ambruk diiringi teriakan histeris dari para kaum hawa. Suasana panik bercampur seru pun mewarnai tradisi ini.
Maklum saja, pohon yang telah mati itu hanya ditanam begitu saja dan diikiat dengan tambang sebagai penguat. Sehingga tak kuat menahan beban warga yang nekat memanjat untuk mengambil hadiah. Ini lah yang disebut warga Mengelo sebagai tradisi Keresan.
“Saya berharap mendapatkan barokah dari ikut berebut hadiah. Nanti sandal saya berikan ke ibu saya, sedangkan sayuran untuk dimasak,” kata Arendra (23), warga Dusun Mengelo yang ikut tradisi Keresan.
Meski berulang kali mengikuti tradisi ini, Arendra mengaku tak mudah untuk mendapatkan hadiah dari pohon Kersen. Selain harus berdesakan dengan peserta lain, banyaknya anak-anak yang ikut berjibaku di arena membuat dirinya khawatir melukai mereka. Tak ayal sejumlah luka lecet di kaki dan tangan pun harus dia rasakan.
“Luka-luka lecet karena terinjak kaki orang-orang, juga luka gores kena ranting pohon Keres. Tapi saya senang karena seru sekali,” ujarnya sembari mendekap sejumlah hadiah di pelukannya.
Nasib kurang beruntung dialami Yanika (33), peserta asal Desa Balongmojo, Kecamatan Puri. Datang bersama seorang putrinya untuk berebut hadiah, dia nyaris pulang dengan tangan hampa. Hanya dua buah nanas dan sehelai kerudung yang berhasil dia raih dari pohon Kersen.
“Sayang sering ikut tapi tak pernah dapat. Karena sulit banget, bingung dengan banyaknya warga. Kaki saya sampai lecet-lecet terinjak peserta lain,” ungkapnya.
Sementara Ketua Panitia Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Dusun Mengelo, Sonhaji menuturkan, tradisi Keresan digelar sejak sekitar 50 tahun yang lalu. Pohon kersen dipilih sebagai tempat hadiah lantaran mempunyai ranting lebih banyak dibandingkan jenis pohon yang lain.
“Tradisi Keresan ini untuk menambah kemeriahan peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Kami ingin dengan memeriahkan maulid Nabi, bisa memperoleh syafaat dari Rasulullah,” terangnya.
Sonhaji menambahkan, ratusan hadiah untuk tradisi Keresan ini semuanya sumbangan suka rela dari warga setempat. “Di kampung kami banyak pengusaha sandal, sepatu, topi, dan pakaian. Jadi, hadiah tadi sumbangan dari para pengusaha sebagai sedekah mereka,” tandasnya. (bud/uyo)