Wapres RI Yusuf Kalla didampingi Menteri Perindustrian dan Mendikbud serta Gubernur Jatim meresmikan peluncuran program pendidikan vokasi industri Kementrian Perindustrian Jawa Timur di Mojokerto

IM.com – Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menilai program pendidikan vokasi industri merupakan investasi murah bagi pelaku usaha industri dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Program ini juga saling menguntungkan antara pekerja dengan pengusaha.

Itulah yang disampaikan Jusuf Kalla dalam acara peluncuran program pendidikan vokasi industri Kementrian Perindustrian Jawa Timur di Mojokerto, Selasa (28/2) siang.

Dalam sambutannya, JK menjelaskan, kemajuan industri menjadi salah satu faktor paling penting untuk kemajuan Indonesia. Bidang industri mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan bidang pertanian.

Dalam hal pendapatan, jika petani menghasilkan 5 ton gabah kering seharga Rp 20 juta, maka pendapatan bersih selama 6 bulan hanya Rp 10 juta setelah dikurangi ongkos tanam dan lainnya. Sementara bekerja di perusahaan industri, pendapatan masyarakat lebih tinggi. Misalkan di Kabupaten Mojokerto dengan upah minimum kabupaten (UMK) di atas Rp 3 juta.

“Begitu pula soal lahan, kalau pertanian 1 hektare lahan paling tinggi 3 orang bekerja, kalau industri satu hektare lahan bisa 200-300 orang bekerja. Jadi, untuk kemajuan suatu bangsa, salah satu faktor yang paling penting adalah kemajuan industri. Baik untuk lapangan kerja, pendapatan masyarakat, negara, dan kemajuan daerah,” kata JK.

Hanya saja, lanjut JK, kemajuan sebuah perusahaan industri tergantung pada kombinasi faktor teknologi, modal, dan keterampilan (skill) tenaga kerja. Diantara tiga faktor tersebut, keterampilan tenaga kerja menurut JK, menjadi yang paling utama. “Modal dapat dipinjam, teknologi bisa dibeli, tapi skill harus dilatih. Tak ada skill yang datang begitu saja, harus dilatih,” ujarnya.

Oleh sebab itu, kata JK, kerjasama antara SMK dengan pengusaha industri yang difasilitasi Kemenperin dalam program pendidikan vokasi industri ini merupakan jalan tengah untuk kedua belah pihak. Kerjasama tersebut saling menguntungkan. Karena pengusaha bisa mendapatkan tenaga kerja sesuai kebutuhan, sedangkan lulusan SMK bisa mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

“Itu lah yang disebut link and match, menghubungkan yang sesuai. Menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Mendidik generasi muda meningkatkan skill sesuai dengan zamannya,” terangnya.

Bagaimana tidak, tambah JK, setiap tahunnya Indonesia menghasilkan 3 juta lulusan SMK yang membutuhkan lapangan pekerjaan. Dia berharap program pendidikan vokasi industri ini setidaknya mampu mengurangi angka pengangguran, kemiskinan, dan menciptakan kemajuan bangsa.

“Bagi para pengusaha industri, ini investasi bagi anda. Karena tanpa skill, industri tak akan berkembang dengan baik, tak akan menguntungkan bagi anda. Ini investasi paling murah karena dasar-dasarnya sudah diberikan pemerintah, lewat SMK, politeknik, BLK. Tinggal tugas industri menyesuaikan dengan teknologi yang ada,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, JK juga berpesan kepada 300 peserta diklat 3 in 1 atau pelatihan sertifikasi kompetensi penempatan kerja untuk menyesuaikan duri dengan keterampilan industri. “Karena tanpa itu, maka anda akan binggung menghadapi lapangan kerja yang nyata. Yang punya keahlian akan mendapatkan gaji yang tinggi,” tandasnya.

Program pendidikan vokasi untuk SMK untuk pertama kalinya hari ini diluncurkan di Provinsi Jawa Timur. Program ini memberikan kesempatan praktik kerja lapangan bagi siswa dan magang industri bagi guru SMK. Peluncuran pertama ini melibatkan 49 perusahaan industri dan 214 SMK.

Program serupa selanjutnya akan diluncurkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Banten. Kementerian Perindustrian menargetkan program ini menyentuh 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa kerjasama dengan 355 perusahaan industri pada tahun 2019.

Rombongan JK yang ditemani Ibu Wapres Mufidah Jusuf Kalla tiba di PT Dwi Prima Sentosa, Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto pukul 13.15 Wib. Wapres didampingi Menperin Airlangga Hartarto, Mendikbud Muhadjir Effendy, Gubernur Jatim Soekarwo dan istri Nina Soekarwo, bupati/walikota, kalangan industri dan SMK se Jatim. Program pendidikan vokasi industri diresmikan JK melalui penekanan tombol sirine. (bud/uyo)

50

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini