IM.com – Bagi yang akan mudik ke kampung halaman untuk merayakan malam tahun baru, hendaknya mewaspadai kerusakan jalan nasional di wilayah Mojokerto. Banyaknya lubang yang bertebaran di jalur ini tentunya membahayakan pengendara, khususnya para pengendara motor.
Kerusakan terjadi di hampir sepanjang jalan nasional Mojokerto. Lubang banyak bertebaran mulai perbatasan dengan Sidoarjo hingga kawasan Trowulan yang berbatasan dengan Jombang.
Lebar dan kedalaman lubang pun bervariasi. Ada yang berdiameter 50 cm dengan kedalaman 5 cm, ada pula yang kedalaman lubang mencapai 10 cm. Itu belum termasuk kontur jalan yang bergelombang.
“Kerusakan terjadi sekitar tiga bulan yang lalu. Karena lapuk kena hujan dan panas, diperparah juga angkutan barang yang melebihi tonase,” kata warga yang tinggal di tepi jalur nasional Desa Watesumpak, Trowulan, Mojokerto Abdul Rokim (32), Jumat (29/12/2017).
Kondisi jalan berlubang, menurut Rokim, sangat rawan mengakibatkan kecelakaan, khususnya bagi pengendara sepeda motor. Kendaraan rawan hilang kendali saat tanpa sengaja terperosok lubang, apalagi saat melaju dengan kecepatan tinggi. “Sangat rawan kecelakaan utamanya kalau sedang hujan. Saya berharap pemerintah segera melakukan perbaikan,” ujarnya.
Kondisi jalan nasional yang diwarnai banyak lubang menganga juga dikeluhkan para pengguna jalan. Salah satunya Eko Yudi (42), biker asal Perak, Jombang yang tiap dua pekan sekali melintasi jalur ini untuk bekerja di Probolinggo.
“Sangat tak nyaman karena banyak lubang. Kalau kayak gini membahayakan pengendara, khususnya pemotor seperti saya,” keluhnya.
Bahkan Eko mengaku lubang di jalan mengakibatkan anaknya mengalami kecelakaan di jalur nasional Jombang beberapa waktu lalu. Dia berharap pemerintah melakukan perbaikan dengan cara yang tidak asal-asalan.
“Nambalnya selama ini asal-asalan, dua bulan rusak lagi. Harusnya dengan cara yang bangkus, dengan cara yang permanen, tidak tambal sulam,” cetusnya.
Kasi Pengawasan dan Pengendalian Angkutan Jalan UPT LLAJ MojokertoDishub Jatim Yoyok Kristyowahono membenarkan kerusakan jalur nasional dipicu banyaknya angkutan barang melebihi tonase yang ditentukan.
“Di Jatim untuk sementara jembatan timbang tak difungsikan. Dengan demikian banyak kendaraan yang tonasenya melebihi ketentuan karena pengawasan dan pengendalian tak diawasi pemerintah. Sementara kami menggelar operasi keselamatan sebulan hanya 3 kali, sangat kurang,” terangnya.
Kelebihan tonase, menurut Yoyok, terlihat saat pihaknya menggelar operasi keselamatan. Menurut dia, pelanggaran didominasi dimensi kendaraan yang dimodifikasi sehingga ukuran bak menjadi lebih besar dari aslinya.
“Penambahan dimensi angkutan barang kerap kali lolos dari Uji KIR. Padahal ketika dimensi ditambah maka tonase juga akan melebihi ketentuan,” paparnya.
Sementara Kasat Lantas Polres Mojokerto AKP Nopta Histaris Suzan mengatakan, kasus kecelakaan di wilayah hukumnya mayoritas terjadi di jalur nasional. Rata-rata dalam sebulan terjadi 3-4 kecelakaan di jalur ini.
“Kebanyakan akibat kecepatan, pengemudi lalai. Terkait dengan kondisi jalan, menghindari lubang kecelakaan tunggal memang ada, tapi fatalitas korban tak terlalu tinggi,” tuturnya.
Terkait banyaknya lubang di jalur nasional, Nopta mengimbau agar para bikers lebih berhati-hati saat melintas di jalur ini. Di hari biasa maupun saat arus mudik libur tahun baru, dia meminta para pemotor agar konsentrasi tinggi saat melalui jalan yang rusak.
“Sebelum berkendara pastikan dulu kondisi kendaraan prima. Harus siap diri, kesehatan, pakai helm, jaket untuk perlindungan diri. Kalau capek harus istirahat,” tandasnya. (kus/uyo)