IM.com- Kegiatan PKWU merupakan program pemerintah. Kewirausahaan itu merupakan penguat pendidikan karakter. Utamanya untuk melatih kemandirian peserta didik untuk berkreasi dalam dunia usaha. Itu yang disampaikan Kacabdindik Mojokerto Mariyono, S.Sos. saat membuka acara Bazar PKWU di SMAN 1 Bangsal,
Mariyono, mengingatkan peserta didik harus sadar bahwa produk mereka akan menghadapi persaingan. “Peserta didik dilatih kemandirian, persaingan, pemasaran, hingga perhitungan modal usaha,” ujarnya.
Prinsip usaha itu harus untung. Peserta didik juga harus diajari bagaimana biaya produksi, BEP (break event point), dan teknik pemasaran. Agar mereka bisa menjadi entrepreneur handal.
“Apalagi di bazar ini saya melihat ada produk yang berbeda, ada peserta didik yang membuat model dan lebel kemasan produk. Jadi mereka tidak hanya berpikir bagaimana membuat produk saja. Salut untuk inisiatif anak-anak itu,” ucap alumni ITS .
Bazar PKWU di SMAN 1 Bangsal, menampilkan sedikitnya 28 stand produk. Semuanya hasil karya siswa kelas X. Mereka memamerkan aneka produk makanan, minuman, assesoris, sablon kaos, batik celup, hijap, hingga model kemasan produk.
“Setiap kelas bisa menciptakan produk lebih dari satu jenis. Wali kelas otomatis menjadi pembimbing mereka. Namun sebelumnya diberi penjelasan prinsip dasar dan tujuan PKWU. Selain itu, anak-anak juga diajak studi industri di sekitar lokasi sekolah,” ungkap Drs. H. Sofwan, M.Pd., Wakasek Bidang Kurikulum sekaligus Ketua PKWU SMAN 1 Bangsal.
Kepala SMAN 1 Bangsal, Suyono, S.Pd., M.M.Pd., menyatakan bangga dengan karya nyata peserta didik di sekolahnya. Apalagi produk yang dipamerkan 80% terjual. Pembelinya ternyata datang dari wali murid kelas X sampai kelas XII. Sebab,bazar PKWU bersamaan dengan pengambilan raport peserta didik oleh walimurid. (use/uyo)