

IM.com – Pembangunan pabrik kertas PT Indonesia Royal Paper di Desa Daditunggal, Kecamatan Ploso, Jombang terus menuai protes dari warga setempat. Warga mengeluhkan sikap pihak perusahaan yang tak pernah berkomunikasi dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat desa dalam pembangunan pabrik serta sarana prasarananya.
Warga, khususnya yang tinggal di sekitar area pembangunan pabrik kerap resah dan merasa tak nyaman dengan tindakan perusahaan maupun pihak kontraktor. Betapa tidak, tiba-tiba saja kontraktor membangun jembatan dan menguruk lahan di lingkungan tempat tinggal mereka.
“Katanya mau dijadikan jalan (akses) ke lokasi pabrik. Walaupun lahannya sudah jadi milik mereka (dibeli) tapi tidak pernah kulonuwun (permisi) kalau mau membangun,” tutur Umik Setianah (33), warga RT 008 RW 003 Dusun Plumpang Wetan, Desa Daditunggal.
Rumah Umik berada tak jauh dari lahan proyek jalan akses pabrik PT Indonesia Royal Paper. Umik dan warga lain pantas resah mengingat jalan akses pabrik yang sedang diuruk itu memang tepat berada di tengah pemukiman (di antara dua rumah milik warga).
Menurut Umik, dirinya dan beberapa warga lain di sekitar lokasi pabrik memang pernah diundang dalam pertemuan dengan perangkat desa, tokoh masyarakat dan perwakilan perusahaan. Saat itu, pihak perusahaan berjanji akan melakukan sosialisasi besar-besaran sebelum memulai proyek pembangunan.
“Tapi nyatanya, sampai sekarang tak pernah ada sosialisasi. Tiba-tiba saja lahan sudah diuruk, alat berat sudah beroperasi, malah kabarnya mau membangun jembatan,” terang Umik.
Akibat protes keras dari warga, pihak kontraktor akhirnya memutuskan mengehentikan sementara proses pengurukan lahan. (im)