Wawan (38) warga Balongsari, Magersari – Mojokerto, satu diantara penjual bendera merah putih musiman yang menggelar dagangannya di Kota Mojokerto.

Photographer : Martin Reinhard

IM.com – Penjual bendera merah putih dan umbul – umbul mulai marak terlihat di sejumlah ruas jalan kota Mojokerto, Rabu (31/7/2019). Pedagang musiman ini makin mudah didapati seiring menjelang peringatan kemerdekaan 17 Agustus.

Menjelang Agustusan permintaan bendera merah putih dan umbul – umbul meningkat.

Wawan (38) warga Balongsari, Magersari – Mojokerto, satu diantara penjual bendera merah putih musiman yang menggelar dagangannya di pojokan Polam, perempatan antara Jalan PB. Sudirman, HOS Cokroaminoto dan KH. Ahmad Dahlan, Kota Mojokerto.

Pria yang kesehariannya bersama istrinya berjualan es degan, menjelang Agustusan seperti ini beralih profesi menjadi penjual bendera merah putih. “Sudah 14 tahun jualan bendera di pojokan Polam, “ ujarnya.

Ada berbagai bendera dan umbul – umbul yang dijual di atas trotoar, sebagai etalase dagangannya. Antara lain bendera kecil ukuran 80 x 60 cm dijual Rp 15 ribu, bendera besar ukuran 120 x 180 cm dijual Rp 100 ribu.
Umbul – umbul ukuran 3 meter dijual Rp 20 ribu, ukuran 10 meter dijual Rp 225 ribu. Umbul – umbul background dengan ukuran 3,5 meter dijual Rp 70 ribu, ukuran 10 meter dijual Rp 225 ribu. Umbul – umbul zig zag ukuran 3 meter dijual Rp 25 ribu, ukuran 5 meter Rp 55 ribu.

Dia juga menyediakan lampu hias yang biasa digunakan untuk menyemarakkan Agustusan. “Sejak tahun kemarin lampu hias diminati pembeli, “ ujarnya. Lampu hias dengan panjang 10 meter dijual Rp 30 ribu.
Dirinya juga melayani penjualan dalam bentuk partai. Melayani pembeli pribadi dan instansi. “Sudah banyak instansi pemerintah atau TNI jadi langganan, “ ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, dari sekian macam dagangan yang dijual semuanya nyaris diminati pembeli. “Mana yang lebih laris, tergantung dari kebutuhan tema Agustusannya. Contohnya lampu hias, baru tahun kemarin ramai pembeli. Sebelumnya, hanya bendera atau umbul – umbul. Semua tergantung kebijakan dari pimpinan di daerahnya terkait kebutuhan dalam menyemarakkan Agustusan, “ pungkasnya. (rei/uyo)

666

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini