IM.com – Kebakaran hebat melanda pabrik plastik CV Surya Sentosa (Surya Plast) di Jalan Raya Mojosari-Trawas KM 2,5 di Dusun Sruni, Desa Banjartanggul, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, Jumat siang (4/10/2019) sekitar pukul 12.30 WIB. Penyebabnya diduga berasal dari pijaran api las dari aktivitas perbaikan konstruksi gudang yang terpercik ke tumpukan barang perabot yang terbuat dari bahan plastik.
Api dengan cepat melahap tumpukan plastik dalam gudang. Asap besar berwana hitam pekat membumbung tinggi dari gudang pengemasan dan penyimpanan barang jadi. (Baca juga: Enam Mobil Damkar Padamkan Kebakaran Gudang Plastik Surya Plast Indonesia).
“Tidak tahu, tiba-tiba api sudah sudah besar. Infonya api dari percikan alat las pekerja sedang mengelas besi untuk rak,” kata Andri di lokasi kebakaran, Jumat (4/10/2019).
Kebakaran yang terjadi secara tiba-tiba ini spontan membuat karyawan pabrik yang sedang bekerja berhamburan keluar. Saat itu, masih banyak karyawan yang masih bekerja di dalam gudang karena belum masuk jam istirahat. Beruntung tidak ada satu pun karyawan yang menjadi korban.
Sementara api terus membesar dan menjalar ke bangunan lain, termasuk garasi milik orang lain yang lokasinya tak jauh dari gudang pabrik perabot rumah tangga tersebut. Ada sekitar 36 truk tangki gandeng untuk mengangkut tetes tebu di garasi.
Namun hanya sebuah truk tangki yang berjarak hanya sekitar 4 meter dari gudang yang terbakar ikut dilalap api. Puluhan truk lainnya buru-buru dipindahkan menjauh dari kobaran api.
Hingga pukul 14.30 WIB, api belum bisa dijinakkan. PMK dan BPBD Kabupaten Mojokerto menerjunkan sedikitnya 12 unit mobil pemadam kebakaran (damkar) ke lokasi.
“Awalnya petugas kita fokuskan pada pemadaman dua mesin yang nilainya mahal, agar terselamatkan,” ujar BPBD Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini.
Menurut Zaini, sulitnya mengakses sumber air di dekat lokasi kebakaran menjadi faktor yang menghambat proses pemadaman. Selain itu, api cepat membesar dan sulit dijinakkan karena melalap bahan plastik yang mudah terbakar disertai angin kencang.
“Angin kencang dan banyaknya bahan yang mudah terbakar ini juga menjadi kendala petugas di lapangan dari melakukan pemadaman,” ungkapnya.
Pantauan di lokasi, api masih berkobar hingga pukul 18.00. Petugas PMK dan relawan masih berupaya memadamkan api.
Kesulitan air menjadi penyebab terhambatnya upaya pemadaman dibenarkan oleh Koordinator Relawan Birunya Cinta, Jaenal Abidin. Padahal menurut, Jaenal, unit pemadam kebakaran yang diterjunkan juga berasal dari daerah lain seperti Pasuruan, Jimbang hingga Sidoarjo.
“Kebakaran sulit dipadamkan karena air yang sulit. Pabriknya yang terbakar ini juga besar sekali,” tandasnya.
Dari pantauan di lokasi, hingga malam ini sekira pukul 18.30 WIB, petugas PMK dibantu relawan terus berupaya memadamkan api yang masih berkobar hebat. (im)