Bencana tanah longsor tanah yang pernah terjadi di wilayah Kecamatan Ngoro, Mojokerto.

IM.com – Bencana alam mengintai sebagian besar wilayah Kabupaten Mojokerto. Delapan kecamatan berpotensi terjadi banjir dan puting beliung, serta dan lima daerah waspada tanah longsor.

Demikian disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini. Adapun 13 wilayah rawan bencana yakni Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi, Puri, Sooko, Mojoanyar, Bangsal, Mojosari dan Pungging dan Ngoro yang berpotensi terjadi banjir.

Sedangkan Kecamatan Ngoro, Trawas, Pacet, Gondang dan Jatirejo dikategorikan rawan tanah longsor. Daerah-daerah rawan bencana yang disebutkan tadi juga berpotensi diterjang angin puting beliung dan tanah longsor.

“Angin puting beliung potensi terjadi di Kecamatan Sooko, Jetis, Kemlagi, Dawarblandong, Mojoanyar, Puri dan Kutorejo. Kalau tanah longsor rawan terjadi di Kecamatan Ngoro,” kata Zaini, Jumat (3/1/2020).

Pemetaan wilayah rawan bencana di Kabupaten Mojokerto merujuk surat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya nomor ME02/1030/K.Sub/X/2019. Dalam surat itu BMKG menyampaikan, bencana alam di sejumlah daerah disebabkan oleh perubahan iklim.

Zaini menyebutkan, potensi terjadinya bencana ini diperkirakan dalam periode awal Desember 2019 sampai April 2020. “Periode itu puncak cuaca ekstrim,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemrov Provinsi Jawa Timur menetapkan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi sejak 16 Desember 2019 hingga 150 hari ke depan. Status tersebut sesuai Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 188/650/KPTS/013/2019 per tanggal 16 Desember 2019 tentang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi. (Baca: Mojokerto Termasuk Daerah Rawan Bencana Hidrometeorologi, 35 Persen Keselamatan Tergantung Ketangguhan Warga).

Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mengatakan, daerah yang masuk kategori paling rawan banjir ada di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Ini karena 70 persen aliran sungai terbesar di Pulau Jawa itu berhilir di kawasan Jatim.

“Meskipun tidak ada hujan, wilayah Jawa Timur rentan mendapatkan banjir kiriman Sungai Bengawan Solo. Karena itu, kita minta warga sekitar sungai waspada, karena banjir bisa sewaktu-waktu datang,” kata Emil. (Baca: 70 Persen Luapan Bengawan Solo Potensi Banjiri Jatim, Emil Sarankan Evakuasi Pakai Jerigen).

Daerah di Jatim yang berada di aliran Sungai Bengawan Solo yakni daerah aliran sungai Bengawan Solo yang dimaksud adalah Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik hingga wilayah Surabaya bagian barat.

Selain lima daerah tersebut, banjir juga rawan terjadi di wilayah sepanjang aliran Sungai Brantas. Meskipun potensi banjir tidak sebesar kawasan di sekitar Sungai Bengawan Solo.

“Jadi lebih mengkhawatirkan Bengawan Solo. Beda dengan Sungai Brantas yang banyak bendungan sejak hulu, anak-anak sungainya pun banyak bendungan. Mulai dari Bendungan Selorejo, Sutami, dan masih banyak bendungan lain,” kata Profesor Bidang Ilmu Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air Universitas Brawijaya (UB) Malang,Prof Dr Ir Pitojo Tri Juwono. (im)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini