IM.com – Pemerintah mengajak kalangan muda milenial untuk ikut menyumbangkan ide inovatif di bidang pertanian. Langkah itu menjadi salah satu upaya untuk memberikan pendapatan tetap dan menigkatkan kesejahteraan petani, terutama di Jawa Timur sebagai wilayah barometer agraris.
Perhatian pemerintah pada kesejahteraan para petani ditegaskan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat menghadiri kegiatan Tadarus Tani di Pondok Pesantren Segoro Agung Trowulan, Rabu (31/3/2021) pagi. Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa dan beberapa pejabat Pemkab juga turut hadir mendampingi Wamentan di acara bertema “Menegakkan Pesantren sebagai Basis Agraris Nusantara” ini.
Menurut Wamentan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan pemerintah pada bidang pertanian. Antara lain masalah pupuk, produksi, KUR serta kesejahteraan petani.
“Masalah-masalah itu bisa diselesaikan dengan cara meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberi mereka pendapatan yang tetap. Petani juga bisa bersinergi dengan kaum muda milenial yang memiliki banyak ide dan inovasi,” kata Wamentan di Pondok Pesantren Segoro Agung Trowulan, Rabu (31/3/2021).
Wamentan menjelaskan, jika tidak ada pendapatan yang tetap, tidak ada lagi generasi muda yang mau menjadi petani. Padahal, menurut Harvick, ide kreatif dan inovatif kalangan muda sangat dibutuhkan untuk memajukan sektor pertanian.
“Untuk masalah KUR, penyerapannya belum personal by name by address. Padahal kita ingin terorganisir semua. Saya akan monitor, semoga 3 bulan lagi penyerapan KUR terutama untuk KUR sapi bisa maksimal. Sehingga kesejahteraan petani meningkat. Kita juga harus terus berusaha agar kita jangan sampai impor pangan,” terang Wamentan Harvick.
Ketua Laskar Sholawat Nusantara Gus Muhammad Fawait, pada acara ini menyampaikan pandangannya terkait ketimpangan antara status Jawa Timur sebagai barometer pertanian, namun masih memiliki tingkat kemiskinan yang cukup lumayan. Maka dari itu, Gus Fawait menyampaikan harapan agar bidang pertanian bisa dikelola dengan sinergi berbagai pihak termasuk pondok pesantren.
“Jawa Timur adalah salah satu barometer pertanian Indonesia. Yakni penyumbang padi terbesar nasional dibandingkan provinsi Lain. Namun, tingkat kemiskinan masih tinggi terutama para petani. Saya rasa ini semua bisa kita atasi kalau kita terus bersinergi. Mulai Kementrian, Pemerintah Daerah, bahkan pondok pesantren. Kita bisa bersatu membina petani agar lebih modern dan berdaya saing untuk masa depan,” kata Gus Fawait.
Acara ditutup dengan menilik area mesin perontok padi, sebagai tanda dimulainya kerjasama harmonis antara Kementrian, Pemerintah Daerah dan Ponpes Jawa Timur. Turut hadir dalam acara ini Mayjen TNI Purnawirawan R. Gautama Wiranegara selaku Pembina Ponpes Segoro Agung serta Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur. (im)