IM.com – Tradisi panjang Gerak Jalan Mojokerto–Surabaya (GMS) kembali digelar pada 15 November 2025 dengan wajah baru yang lebih modern tanpa kehilangan semangat perjuangannya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim mengusung tema “Perjalanan Waktu Menuju Gerbang Baru Nusantara”, menjadikan event ini bukan sekadar lomba olahraga, melainkan juga napak tilas sejarah yang memupuk nasionalisme lintas generasi.
Bagi generasi baby boomer, gerak jalan Mojokerto–Surabaya adalah kebanggaan. “Dulu, rasanya belum bangga kalau belum pernah ikut gerak jalan Mojokerto–Surabaya,” kenang mereka.
Semangat itu kini dihidupkan kembali bagi generasi muda melalui GMS 2025 yang menempuh jarak sekitar 55 kilometer dari Lapangan Surodinawan, Kota Mojokerto, Jawa Timur, hingga Tugu Pahlawan, Surabaya.
Napak Tilas Sejarah
Menurut buku Surabaya Punya Cerita Vol. 1 karya Dhahana Adi, gerak jalan ini pertama kali diadakan tahun 1955 dengan rute Pandaan–Surabaya, untuk memperingati perjuangan Batalyon Cipto dan Abdullah di sektor selatan Sungai Brantas.
Sejak 1959, rutenya berpindah menjadi Mojokerto–Surabaya, mengenang Laskar Hisbullah yang berjuang di sektor barat. Kegiatan ini sempat terhenti beberapa kali akibat dinamika politik nasional seperti G30S/PKI (1965–1967) dan masa reformasi (1998–2005).
Namun semangatnya tak pernah padam. Gerak jalan ini terus hidup, menjadi tradisi rakyat Jawa Timur untuk mengenang pertempuran 10 November 1945 — salah satu bab paling heroik dalam sejarah bangsa.
Kepala Dispora Jatim M. Hadi Wawan Guntoro menyampaikan bahwa pendaftaran peserta dibuka gratis mulai 30 Oktober hingga 14 November 2025 melalui situs resmi gms2025.id.
Selain itu, masyarakat juga bisa mendaftar secara offline di Kantor Dispora Jatim (Jalan Kayoon, Surabaya) dan Dispora Kota Mojokerto pada 8–14 November 2025 pukul 09.00–15.00 WIB.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk berpartisipasi dalam Gerak Jalan Perjuangan tahun ini. Namun pastikan membaca ketentuan dan syarat-syaratnya demi kenyamanan bersama,” ujar Hadi.
Peserta minimal berusia 17 tahun, wajib menyertakan surat keterangan sehat dan fotokopi kartu BPJS Kesehatan. Dispora Jatim juga telah menyiapkan dukungan medis di sepanjang jalur kerja sama dengan Dinas Kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan.
Lima Zona Sejarah
Tahun ini, GMS menghadirkan konsep baru dengan lima zona perjalanan sejarah, menggambarkan perjalanan panjang Jawa Timur.
Antara lain, Era Majapahit – Kejayaan Peradaban Nusantara. Masa Pra Kemerdekaan – Semangat Melawan Penjajahan. Episentrum Kemerdekaan – Heroisme 10 November 1945. Era Pembangunan 1980an – Kebangkitan Ekonomi dan Sosial, serta Jawa Timur Kini dan Masa Depan – Visi Gerbang Baru Nusantara.
“Peserta tak hanya berjalan, tapi juga belajar tentang sejarah dan budaya melalui atraksi, panggung rakyat, serta pelibatan UMKM,” tutur Hadi.
Dalam menyesuaikan semangat zaman, GMS 2025 menggunakan sistem pelacakan berbasis GPS untuk memantau posisi peserta secara real-time. Teknologi ini memastikan keamanan, transparansi, dan objektivitas dalam penilaian.
Dispora Jatim juga menggandeng Dinas Kominfo Jatim untuk memperkuat sistem pendaftaran daring dan bandwidth, mengantisipasi lonjakan pendaftar yang diperkirakan mencapai 5.000–8.000 peserta dari dalam dan luar Jawa Timur.
Tahun 2024 tercatat 6.608 peserta ambil bagian, terdiri atas 1.746 individu, 18 regu pelajar, 339 regu umum, dan 17 regu TNI/Polri. Angka ini menjadi bukti bahwa GMS adalah ruang kebersamaan sekaligus ajang membangun budaya olahraga.
“Gerak jalan ini bukan soal siapa tercepat, tapi siapa yang mampu menjaga semangat hingga garis akhir,” ujar salah seorang peserta veteran. (kim/wid)
Beranda Gaya Hidup Olahraga Gerak Jalan Mojokerto – Surabaya Napak Tilas Sejarah Digelar Sejak Tahun 1959
Gerak Jalan Mojokerto – Surabaya Napak Tilas Sejarah Digelar Sejak Tahun 1959
14









































