IM.com – Pabrik Gula (PG) Gempolkrep bekerjasama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dalam program kredit usaha rakyat (KUR) untuk petani mitra di wilayah Mojokerto, Jombang, Gresik dan Lamongan. Pinjaman yang diberikan maksimal Rp 25 juta dengan bunga 6 persen per tahun.
Pinjaman sebesar Rp 25 juta itu cukup untuk biaya menggarap lahan tebu hingga panen (penebangan). Sedangkan KUR pendaaan tanam lanjutan disediakan sebesar Rp 17,5 hektar.
“Kalau tanam lanjutan sudah tidak perlu beli bibit dan bajak traktor. Hampir 90 persen petani memanfaakan fasilitas pinjaman modal dari perbankan. Kecuali petani mandiri yang tidak membutuhkan biaya tanam,” kata General Manajer PG Gempolkrep Edy Purnomo, Jumat (11/8/2023).
Program KUR PG Gempolkrep dengan BNI untuk petani tebu dalam rangka mendukung program swasembada gula tahun 2028 yang dicanangkan pemerintah. Edy menjelaskan, mekanisme peminjaman modal diawali dari petani yang tergabung mengajukan permohonan kepada koperasi yang akan diteruskan ke manajemen PG Gempolkrep lalu sampai BNI.
“Selanjutnya pihak bank mencairkan ke koperasi dengan sistem bayar tenor 18 bulan sejak tanam hingga panen dan pengembalian pinjaman dibayar hasil dari panen. Jadi tidak dengan cara cicilan, bahkan bisa lunas sebelum panen selesai,” jelasnya. Adapun mekanisme pengembalian pinjaman yakni petani membayarkan ke koperasi dengan cara potong hasil panen.
Edy menyebutkan, pendanaan KUR modal tanam untuk petani tebu mitra PG Gempolkrep terus meningkat setiap tahun. Pada 2021 terserap Rp 84 miliar, tahun 2022 naik menjadi 90 miliar.
“Dan tahun 2023 KUR yang terserap mencapai Rp 105 miliar,” ujar Edy. (im)