Kota Mojokerto menggelar Spogomi, sebuah tradisi masyarakat Jepang untuk memungut sampah beramai-ramai. Dalam merayakan Hari Jadi ke-107 Kota Mojokerto tradisi tersebut diduplikasi untuk mewarnai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

IM.com – Kota Mojokerto menggelar Spogomi, sebuah tradisi masyarakat Jepang untuk memungut sampah beramai-ramai. Dalam merayakan Hari Jadi ke-107 Kota Mojokerto tradisi tersebut diduplikasi untuk mewarnai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Pada masyarakat Jepang sejak ana-anak sudah dilatih tentang kebersihan. Sejak sekolah TK hingga usia 9 tahun hanya dilatih sopan santun mengatasi masalah dirinya seperti cebok ketika buang air, membuang limbah kotoran pribadi maupun diajari ketertiban sosial. Setelah usia 9 tahun baru diajari membaca dan menulis. Hasilnya? Masyarakat Jepang terkenal tertib, peduli terhadap sesama maupun lingkungan.

Salah satu pelajaran anak-anak di Jepang sehingga menjadi perilaku ketika dewasa adalah Spogomi. Nah, PT Rekosistem, startup teknologi iklim menduplikasi Spogomi kemudian dilokalisir di Mojokerto menjadi kompetisi olahraga diwarnai pemungutan sampah.

Kegiatan tersebut berlangsung meriah diikuti 200 peserta dari kalangan umum, dengan titik start dan finis di Gelora A. Yani, Kota Mojokerto, Minggu (15/6/2025).

Spogomi dilakukan secara tim untuk mengumpulkan sampah terbanyak sesuai durasi yang ditentukan. Para peserta kemudian memilah sampah sesuai jenisnya, seperti jenis organik, kertas, besi atau kaca. Penilaiannya berdasarkan bobot dan jenis sampah yang terkumpul.

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni melainkan harus menjadi bagian dari keseharian masyarakat.

“Lewat Spogomi, ada dua hal yang bisa kita peroleh. Masyarakat bisa sehat secara jasmani sekaligus edukasi menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan,” tutur Ning Ita, sapaan akrab wali kota.

Terselenggaranya Spogomi merupakan kerjabareng Pemkot Mojokerto dengan PT Rekosistem. Ning Ita berharap kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan di Kota Mojokerto. Dan, disebarkan pada generasi muda agar memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan.

Sebagai program duplikasi, Spogomi justru perlu diajarkan pada lingkungan siswa TK hingga sekolah lanjutan atas. Hanya dengan latihan yang kontinyu, nilai-nilai Spogomi – peduli kebersihan lingkungan – bisa membentuk karakteristik masyarakat. (kim)

15

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini