Bulog akan menggelar operasi pasar hingga harga cabe rawit di pasar kembali stabil pada kisaran Rp 35-40 ribu per Kg

IM.com – Harga cabe rawit di Mojokerto terus meroket mencapai Rp 85 ribu per Kg. Untuk menstabilkan harga pada kisaran Rp 35 ribu, Bulog menggelar operasi pasar (OP) di sejumlah lokasi sekaligus memanfaatkan jaringan 85 rumah pangan kita (RPK).

OP yang dimulai hari ini, Selasa (10/1/2017) salah satunya digelar di depan kantor Bulog Sub Divisi Regional (Divre) Surabaya Selatan di Jalan RA Basoeni, Kecamatan Sooko. Sejak pukul 09.00 Wib, komoditas cabe jenis lalapan yang digelar di stan Bulog itu ramai dikunjungi ibu-ibu rumah tangga.

“Harga di sini selisih Rp 15 ribu dengan di pasar. Saya beli 1,5 Kg untuk kebutuhan masak,” kata Anik Purwaningsih (56), salah seorang pembeli asal Desa/Kecamatan Sooko.

Sebagai ibu rumah tangga, Anik mengaku risau dengan meroketnya harga cabe rawit di pasar. Bagaimana tidak, ibu empat anak ini harus merogoh koceknya lebih dalam setelah seminggu terakhir harga cabe rawit itu naik hingga Rp 100 ribu per Kg. Sementara cabe lalapan di pasar saat ini Rp 50 ribu per Kg.

“Cabe rawit sekarang harganya Rp 85.000, itu terlalu mahal endak menunjang hari-harinya karena orang kan banyak makan lombok. Sebelum naik harganya Rp 35-40 ribu,” ungkapnya.

Bahkan, akibat kenaikan itu, Anik mengaku harus rela mengurangi konsumsi cabe di keluarganya. Dari rata-rata per hari 1 ons menjadi 0,5 ons. “Harapan saya harus harga paling rendah, karena ekonomi sulit begini. Dulu sebelum naik Rp 35-40 ribu,” ujarnya.

Waka Bulog Sub Divre Surabaya Selatan, Anita Andreani menuturkan, OP akan digelar hingga harga cabe rawit di pasar kembali stabil pada kisaran Rp 35-40 ribu per Kg.

Selain di depan kantor Bulog, OP akan menyasar sejumlah pasar di pinggiran Kota Mojokerto, seperti Pasar Kedungmaling, Tanjunganyar, Prajurit Kulon, dan Pasar Legi Mojosari.

“Operasi stabilisasi harga cabe rawit kami juga melalui 85 RPK di Kabupaten dan Kota Mojokerto dan Kabupaten Jombang. Mulai kemarin (9/1) kami suplai cabe ke RPK,” terangnya.

Untuk OP cabe rawit, Anita mengaku tak mempunyai stok terlalu banyak. Menurut dia, cabe jenis lalapan itu diambil Bulog dari para petani di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto sesui dengan kebutuhan operasi stabilisasi harga.

“Saat ini cabe di kalangan petani kebanyakan masih muda (hijau) karena kebanyak petani panen dini terkendala hujan, takut busuk. Namun, cabe kami jual lebih murah Rp 10-15 ribu dibandingkan pasar,” tandasnya.

Selain cabe, OP Bulog juga menjual komoditas utama. Diantaranya beras medium Rp 8 ribu per Kg, minyak goreng Fortune Rp 12 ribu per liter, tepung segitiga biru Rp 7 ribu per Kg, minyak goreng Fitri Rp 12.500 per liter, gula pasir Rp 12.300 per Kg, dan minyak goreng Sunco kemasan 2 liter Rp 26 ribu. (bud/uyo)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini