Pembangunan Tugu dan Kolam Alun-Alun yang menjadi salah satu proyek prestisius Pemkot Mojokerto di tahun 2022 ini ternyata meleset dari rencana dan target, baik dari sisi desain, spesifikasi teknis bangunan sampai anggarannya.

IM.com – Proyek Tugu dan Kolam Alun-alun Kota Mojokerto semakin copang-camping. Selain desain dan konstruksi tak sesuai rencana, anggaran Rp 2,7 miliar yang diproyeksikan untuk menyelesaikan pembangunan sampai tuntas, ternyata tidak cukup.

Ketidaksesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan itu mengemuka saat Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mojokerto melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi proyek, Rabu (2/11/2022). Pada kesempatan itu, anggota dewan menemukan sejumlah titik bangunan yang tidak sesuai dengan perencanaan, seperti pilar dan lantai.

Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Agus Wahjudi Utomo mengatakan, berdasarkan perencanaan awal, pilar yang terbuat dari cor dan lantai semestinya dilapisi dengan batu bata merah jenis press. Namun, pihaknya mendapati pengerjaan dua bagian konstruksi utama itu tidak bisa diselesaikan, karena keterbatasan anggaran.

“Kalau bangunan itu jadi, termasuk pilar-pilar yang ada. Mestinya tertutup dengan batu merah. Kelihatannya lantai dan pilar-pilar itu tidak bisa diselesaikan, karena keterbatasan anggaran,” katanya usai sidak kepada sejumlah wartawan.

Namun, lanjut Agus, kesalahan awal yang menyebabkan desain bangunan tidak sesuai rencana berasal dari pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) selaku kuasa pengguna anggaran karena tidak menerapkan sebagaimana perencanaan awal. Sementara kontraktor pelaksana hanya mengerjakan pembangunan berdasarkan blueprint dari penyedia tender.

“Sepertinya begitu (tidak tuntas). Kalau tadi sudah ditunjukkan desainnya ke saya, pelaksana tidak salah. Tetapi ada yang tidak ketat seperti perencanaan awal,” ungkap politisi Partai Golkar ini.

Agus menegaskan, berdasarkan pernyataan Badan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Mojokerto, tidak ada alokasi penambahan anggaran untuk pembangunan tugu setinggi 45 meter itu. Dengan demikian, pihaknya menuntut pelaksana proyek menyelesaikan pembangunan sesuai anggaran yang ada.

“Padahal, menurut kawan-kawan Banggar untuk tahun depan tidak ada penambahan anggaran. Harapan kami, semuanya sudah ada di dalam perencanaan. Tahun ini adalah batas terakhir,” tegasnya.

Ia menambahkan, atas temuan ini dapat dijadikan pembelajaran untuk proyek pembangunan apapun di Kota Mojokerto. Ia berharap, dinas terkait ataupun rekanan proyek dapat menyelesaikan sesuai dengan komitmen dan perencanaanya.

“Harusnya begitu (jadi pembelajaran). Tidak dilaksanakan setengah-setengah. Kalau sudah jadi komitmen, apapun yang terjadi harus bisa selesai,” tukasnya.

Baca: Dewan Minta Kontraktor Selesaikan Proyek Jalan Empunala, Tugu Alun-Alun dan Skywalk Tepat Waktu

Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Agus Wahjudi Utomo dan jajaran anggota dewan dalam inspeksi mendadak (sidak), Rabu (2/11/2022), menemukan material dan material bangunan proyek Tugu Alun-Alun berbiaya Rp 2,7 miliar yang tidak sesuai spesifikasi dan rencana awal.

Sementara, Kepala DLH Kota Mojokerto Bambang Mujiono mengakui terdapat sejumlah perubahan desain pembangunan. Setelah dilakukan kajian ulang, ditemukan beberapa perencanaan yang kurang. Sehingga ada penataan ulang.

“Itu kan harusnya selesai, lantainya kan ada dari batu andesit. Ternyata setelah dikaji ulang, ada beberapa perencanaan yang kurang,” katanya.

Selama ini, pihaknya menyuguhkan desain bangunan sebagaimana yang direkomendasikan oleh Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kota Mojokerto. Namun, dalam pelaksanaannya, Bambang berdalih terdapat beberapa kendala kendala karena keterbatasan anggaran.

Oleh sebab itu, lanjut dia, saat ini pihaknya fokus menyelesaikan bangunan induk tugu Alun-alun Kota Mojokerto. Sedangkan untuk bangunan pendukungnya, ia berdalih dapat mengajukan penambahan anggaran lagi untuk menuntaskan.

“Kita kan fokus pada bangunan induknya dulu. Kalau bagian-bagian lain pendukungnya itu bisa dianggarkan lagi tahun anggaran berikutnya,” tandas Bambang.

Padahal, baik bangunan induk maupun  pendukungnya merupakan satu kesatuan dalam perencanaan dan anggaran pembangunan tugu tersebut. Karena anggarannya kurang, maka alternatifnya mengorbankan beberapa titik bangunan.

“Seharusnya jadi satu kesatuan, karena uangnya kurang, kan kita milih, ada yang harus dikorbankan. Nah mana yang bisa ? Ya itu (bangunan pendukung),” terangnya.

Meski demikian, ia tetap mengatakan bahwa pembangunan tuga tersebut tetap sesuai perencanan awal. Saat ini, progres pembangunan mencapai 66 persen. Ia optimis bakal rampung sesuai masa kontrak berakhir, 19 Desember 2022.

“Kalau perencanaannya sesuai , kembali lagi kepada uangnya, anggarannya kan masih kurang. Progresnya saat ini 66 persen. Saya berharap selesai sesuai kontrak, terakhir 19 Desember,” pungkasnya. (cw)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini