IM.com – Baru saja disahkan sebagai Ketua Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Mojokerto, Wali Kota Ning Ita sudah bikin terobosan. Yaitu membuat kafetaria donor darah di Markas PMI Kota Mojokerto Jalan Hayam Wuruk.
Inovasi dibukanya kafetaria ini bertujuan untuk membidik pendonor muda untuk mau menjadi pendonor darah. “Kami bidik generasi milenial dengan membuat kafetaria ini agar mereka merasa nyaman mendonorkan darahnya. Sehingga harapan kami dapat meningkatkan jumlah darah yang disumbangkan ke PMI,” tutur Ning Ita yang menggratiskan ngopi di kafenya bagi pendonor darah.
Ning Ita resmi menjabat Ketua PMI Kota setelah turunnya Surat Keputusan PMI Provinsi Jawa Timur Nomor 031/Kep/02.06.00/I/2019 tentang pengesahan pengganti antar waktu pengurus PMI cabang Kota Mojokerto masa bakti 2014-2019. Secara resmi SK diserahkan oleh Ketua PMI Provinsi Jawa Timur Imam Utomo pada Rabu (30/1) di markas PMI Kota Mojokerto.
Usai penyerahan SK, Imam Utomo meresmikan kafetaria donor darah. Turut hadir dalam kegiatan ini adalah jajaran Forkopimda Kota Mojokerto, Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria, Sekretaris Daerah Kota Mojokerto Harlistyati, Pimpinan Rumah Sakit serta segenap kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto.
Dalam sambutannya Imam Utomo menyampaikan terima kasih dan bangganya atas kesedian Ning Ita menjadi Ketua PMI Kota Mojokerto. “Tidak banyak Bupati atau Wali Kota di Jawa Timur yang bersedia menjadi Ketua PMI. Hanya ada 3 atau 4 orang kepala daerah saja dan mayoritas hanya menjadi pelindung,” tutur Imam Utomo.
Dalam kesempatan ini Imam Utomo juga menyampaikan bahwa dengan UU Nomor 1 Tahun 2018 tentang tugas pokok PMI menunjukkan PMI adalah bagian pemerintah Indonesia. Lebih lanjut Imam berharap dengan Wali Kota Mojokerto sebagai Ketua PMI bisa segera mendapat bimbingan dan terus bisa berjalan sesuai yang telah dilakukan.
Dalam kesempatan ini Ning Ita juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada seluruh pihak terutama kepada Ketua PMI Jawa Timur. Ia menyampaikan bahwa kesediaannya menjadi Ketua PMI Kota Mojokerto adalah karena pengalaman-pengalamannya menjadi relawan selama bergabung bersama LPBI-NU dan RS Sakinah Mojokerto.
“Pengalaman saya sebagai seorang relawan membuat hati saya terketuk untuk mengemban amanah ini dan saya masih butuh banyak bantuan dan dukungan bimbingan semuanya yang telah lebih lama mengemban amanah ini,” kata Ning Ita.
Ning Ita juga mengajak seluruh yang hadir untuk bersama-sama menyatukan langkah dan bergandengan tangan dalam menjalankan jabatan kemanusiaan dan menjadi pioner pelayanan kemanusiaan sesuai dengan tujuh prinsip palang merah dan bulan sabit merah. “Karena ini adalah jabatan kemanusiaan maka yang harus kita utamakan dan kita nomor satukan adalah ketulusan dan keikhlasan hati,” serunya.
“Sebagai organisasi besar yang bergerak dalam bidang kemanusiaan di dunia, maka kuncinya PMI harus memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya terhadap masyarakat. Seperti dalam hal penanggulangan bencana alam, pelayanan kesehatan, donor darah, dan berbagai bentuk pelayanan PMI yang diberikan terhadap masyarakat tanpa mengesampingkan pelayanan yang lain,” tutur Ning Ita.
Ning Ita menambahkan bahwa PMI harus melayani siapa saja termasuk masyarakat yang ada di sekitar. Tidak hanya untuk warga Kota Mojokerto tetapi siapapun dan dimanapun berada apapun suku dan ras nya wajib dilayani dengan sebaik-baiknya.
Ning Ita juga menyampaikan bahwa PMI sebagai pengemban amanah dalam bidang kemanusiaan, relawan-relawan yang ada di PMI harus selalu siap sedia kapanpun dibutuhkan dan kapanpun tugas kemanusiaan memanggil. PMI harus dengan ikhlas dan kerelaan hati untuk berangkat melayani.
“Pelayanan PMI Kota Mojokerto sudah dikategorikan baik, tapi jangan merasa berbangga hati bahwa cukup di sini pelayanan kita. Kita wajib selalu melakukan inovasi dan kreativitas demi pelayanan yang lebih baik lagi,” pungkasnya. (ika/uyo)