IM.com – Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto berencana menggandeng Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Langka ini dilakukan untuk menggairahkan koperasi di Mojokerto khususnya lingkungan sekolah.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto, Yoko Priyono, menjelaskan, koperasi sekolah hingga kini belum terbentuk. “ Kami ingin menghidupkan koperasi sekolah sebagai awal pendidikan berkoperasi kepada anak didik,” jelasnya.
Kondisi koperasi di Kabupaten Mojokerto secara umum, kata Yoko sangat memprihatinkan. Dari 929, hanya 773 saja yang hingga kini masih masih bertahan. “Ada 156 koperasi yang tidak aktif di Kabupaten Mojokerto. Sedangkan 773 lainnya, masih bertahan. Namun yang eksis melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) hanya 306 koperasi saja,” urainya.
Sementara, lanjut Yoko, dalam undang-undang dasar 1945, koperasi merupakan soko guru perekonomian bangsa. Terlebih saat ini, Indonesia sudah menerapkan sistem otonomi daerah. Dimana pembangunan daerah sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah (Pemda).
Menurut Yoko, pihaknya masih melakukan inventarisasi perihal jumlah riil koperasi di bawah naungannya. Hal itu guna mengetahui secara pasti kondisi koperasi di Kabupaten Mojokerto.
“Tahun ini kita mulai identivikasi. Kami ingin mengetahui secara riil, berapa koperasi yang kondisi keuangannya sehat dan yang sakit. Setelah itu, kita lakukan langkah selanjutnya, apakah diperbaiki atau dibubarkan sekalian,” tambahnya.
Faktor adanya ratusan koperasi yang kondisinya tidak aktif berpengaruh terhadap minat masyarakat Mojokerto untuk masuk menjadi anggota koperasi. Dari data yang disampaikan Yoko, hanya sekitar 21 persen warga Mojokerto yang menjadi anggota koperasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Mojokerto yang dimiliki Yoko, menyebutkan hanya 155.183 dari 827.126 jiwa warga Mojokerto usia 15 tahun ke atas yang terdaftar sebagai anggota koperasi.
Menyikapi kondisi seperti itu, kedepan pihaknya akan segera melakukan pembenahan pada ratusan koperasi yang saat ini kondisinya tidak sehat. “Kita harus membenahi dari awal,”
Pasalnya, target tahun 2017 ini ada sekitar 300 koperasi baru yang terbentuk, selain memenahi koperasi yang pasif. Termasuk akan menggandeng usaha-usaha mikro yang ada di Mojokerto ini untuk bergabung dengan koperasi, “Tentunya harus dibarengi dengan pengembangan SDM dan fasilitas bagi pemilik usaha mikro,” tandasnya.(ika/uyo)