IM.com – Kasus bunuh diri Novia Widyasari Rahayu (23) karena depresi setelah aborsi dan diabaikan pacarnya yang seorang polisi Randy Bagus Hari Sasongko, masih diselimuti misteri. Sejumlah kontradiksi yang menyebabkan kontroversi mengemuka dari pengakuan korban yang beredar luas di media sosial dengan keterangan resmi pihak kepolisian.
Polisi telah menahan dan memberhentikan Randy Bagus Hari Sasongko dari keanggotaan Polri serta berjanji akan menangani kasus ini sampai tuntas. Namun begitu, fakta di balik penyebab Novia melakukan bunuh diri dan peristiwa yang melatari tindakan nekat itu masih simpang siur.
Sejumlah perbedaan fakta muncul dari keterangan pihak kepolisian dengan pengakuan korban yang membuat informasi semakin bias dan opini publik kian liar. Dengan kata lain, ada dua versi fakta di balik tindakan bunuh mahasiswi Universitas Brawijaya (UB) itu.
Sebagian besar publik, khususnya warganet sejak viralnya kasus ini lebih percaya pegakuan korban dari catatan-catatan serta curhatan sebelum dia ditemukan meninggal dunia yang banyak beredar di media sosial dengan tagar #SAVENOVIAWIDYASARI. Dari data dan informasi yang dihimpun redaksi inilahmojokerto.com setidaknya 5 isu utama yang menjadi kontradiksi dan teka-teki di balik tindakan bunuh diri mahasiswi jurusan Sastra Inggris itu
Diperkosa atau Suka Sama Suka
Bias informasi pertama dianggap titik mula kontroversi adalah hubungan intim yang menyebabkan Novia Widyasari hamil. Dari curhatan korban dalam berbagai bentuk media (catatan pribadi sampai capture chat/obrolannya dengan pihak lain) yang berserakan di media sosial, dia mengaku diperkosa oleh tersangka yang juga pacarnya sendiri.
Dalam sebuah postingan yang diunggah akun twitter @belawsz –mengaku teman korban- menceritakan kronologi perempuan warga Perum Japan Asri, Kecamatan Sooko, Mojokerto itu disetubuhi pacarnya dalam kondisi tidak sadar. Dia mengaku tindakan keji itu dilakukan ketika Randy mengajaknya ke penginapan di kawasan Malang. Di tempat itulah, korban dicekoki sejenis pil bius yang membuatnya tak sadarkan diri.
Informasi yang sudah dipercaya netizen sebagai fakta tersebut langsung ditepis secara tidak langsung oleh pihak kepolisian melalui keterangan resmi Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo. Disebutkan bahwa pihaknya tidak menemukan tanda-tanda kekerasan yang menunjukkan pelaku memaksa menyetubuhi korban.
“Sampai hari ini kita tidak mendapatkan itu (bukti kekerasan/perkosaan). Karena mereka pada prinsipnya sudah pacaran,” kata Slamet dalam konferensi pers di Mapolres Mojokerto, Sabtu (4/12/2021) malam.
Keterangan ini disampaikan setelah polisi menetapkan Randy sebagai tersangka dan mejebloskannya ke ruang tahanan. Bahkan Slamet menyebut keduanya sudah menjalin hubungan pasangan kekasih sejak 2019 sampai korban ditemukan tewas bunuh diri di makam ayahnya, Dusun Sugihan, Desa Japan, Kecamatan Sooko. (Baca: Mahasiswi Cantik Mojokerto Bunuh Diri di Pusara Ayahnya Minum Cairan Potasium).
“Mereka berkenalan pada Oktober 2019 saat itu sedang nonton bareng distro baju yang ada di Malang. Lalu bertukar nomor Hanphone sampai akhirnya pacaran, mereka happy-happy saja,” ujarnya.
Aborsi, Antara Sepakat dan Dipaksa
Dari informasi tadi ditambah hasil interogasi terhadap tersangka dan pihak-pihak terkait serta sejumlah bukti, polisi menyimpulkan bahwa korban melakukan aborsi atas persetujuannya dengan Randy. Bahkan Wakapolda Jatim menyatakan bahwa sejoli itu bersama-sama saat membeli obat aborsi pil cytotec.
“Jadi ketika diketahui (korban) positif (hamil), mereka sepakat menggugurkan kandungan, datang bersama-sama beli obatnya,” tandas Slamet. (Baca: Bripda Randy, Pacar Mahasiswi Cantik yang Bunuh Diri di Mojokerto Terancam 5,5 Tahun Penjara).
Tak hanya itu, Wakapolda pun membeberkan temuan yang lebih mencengangkan. Ia menyebutkan bahwa hubungan intim pasangan kekasih itu sebelumnya juga pernah membuat korban hamil dan melakukan aborsi.
“Hubungan layaknya suami istri terjadi mulai tahun 2020. Selama berhubungan itu, korban sudah dua kali hamil dan aborsi. Usia kandungan pertama mingguan, ini yang kedua 4 bulan,” ungkap Slamet.
Dengan demikian, dari versi polisi ini dapat disimpulkan tidak ada unsur pemaksaan yang dilakukan Randy kepada korban untuk menggugurkan kandungannya. Namun hal ini bertolak belakang dengan informasi yang diyakini publik.
Masih mengacu cerita yang diungkapkan korban di media sosial dan menyebar setelah kematiannya, mahasiswa berjilbab itu mengaku diminta menggugurkan janin yang dikandungnya. Namun korban menolaknya.
Karena tidak ada kejelasan dari Randy, korban berusaha meminta pertanggungjawaban melalui orang tua sang pacar.
“Setelah mengadu kalo anaknya tb tb memperkosa saya di dalam mobil. Setelah itu hamil. Pas hamil dirayu ‘DOSA SEKALIAN DOSA DEH, GUGURIN AJA’ ,” tulis Novia lewat akun Aulia Dinarmara Putri R di Quora. Aulia Dinarmara Putri R adalah nama alias Novia di medsos Quora.
Ironisnya, ibu Randy malah mendukung keputusan anaknya yang tak mau bertanggungjawab.
“Bu mohon maaf kalau Randy dan NWR belum bisa jika secepatnya ke jenjang serius karena posisi Randy masih punya kakak yang belum menikah, dan Randy masih awal jadi p*lisi,” cuitan akun @belawzs menirukan ucapan orang tua Randy kepada ibu korban.
Bahkan Randy disebut memaksanya meminum obat yang tidak dia ketahui maksudnya. Setelah aborsi itulah, diduga awal mula Novia mengalami depresi berat hingga harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Mirisnya lagi, ibu Randy bahkan tak mau repot-repot mendampingi korban yang dalam kondisi memprihatinkan. Sikap acuh itu terkuak dari sebuah unggahan capture foto percakapan diduga antara Novia dan ibu Randy yang diunggah korban di akun Quora-nya.
“Oh…kamu minta ganti rugi ta? Itu lho urusan pribadi km,” ucapan ibu Randy dalam percakapan itu.
“UDAH NGATUR NYURUH GUGURIN. PAS KEGUGURAN SAMPE SAYA RAWAT INAP 6 HARI GA PERNAH DITANYA TIBA TIBA DIBUANG KAYAK SAMPAH. PAS DIBILANG ITIKAD BAIKNYA DAN JANJINYA MANA, BILANG ‘URUSAN PRIBADIMU’. SUMKEM SAYA SM MANTAN CALON MERTUA,” tulis korban di Quora.
Penyebab Bunuh Diri
Mulanya, tidak ada yang terlalu menghebohkan ketika jasad Novia Widyasari ditemukan yang sudah tak bernyawa di samping pusara ayahnya, Kamis (2/12/2021). Peristiwa ini menjadi gempar ketika banyak informasi berseliweran di media sosial terkait penyebab kematian dan rentetan kejadian sebelum korban bunuh diri.
Permasalahan asmara yang menyebabkan korban depresi hingga nekat bunuh diri mengemuka. Adalah akun twitter @belawzs yang awal mula membeber hubungan asmara korban dengan seorang polisi berpangkat Bripda yakni Randy Bagus Hari Sasongko, warga Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuran.
Disebutkan dalam postingannya bahwa korban alias NWR memang bunuh diri disebabkan depresi, tetapi bukan karena kepergian ayahnya yang baru meninggal dunia tiga bulan lalu. Informasi itu diperoleh dari cerita teman akrab korban berinsial AN yang mendengar curhatan NWR melalui telepon.
“Akhirnya aku kontek AN, aku minta cerita semuanya ke aku dan kita sepakat untuk up ke media,” tulis akun @belawzs.
“Dia (NWR) menceritakan dari awal kejadian dia dibawa ke penginapan oleh Randy, lalu diberi obat & dipaksa meminum obat itu, setelah itu dia tertidur. Sekitar setelah 4 bulan kejadian ini dia menyadari bahwa dia hamil, dan langsung lapor ke Randy.”
Selain itu, korban juga mendapatkan tekanan mental dari paman-pamannya, inilah yang diduga penyebab niatnya bunuh diri korban hingga nekat menenggak racun sianida di makam ayahnya.
Kisah tragis di balik meninggalnya Novia sontak heboh setelah warganet memviralkannya. Kontan, kehebohan ini memaksa Kapolri Jenderal Listyo Sigit Wibowo menaruh perhatiannya pada kasus tersebut. (Baca: Kisah Tragis Mahasiswi Cantik Bunuh Diri di Pusara Ayahnya Viral di Medsos, #SAVENOVIAWIDYASARI Trending Topic).
Hingga pada Sabtu (4/12/2021), Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo didampingi jajaran pejabat Polda dan Kapolres Mojokerto serta Pasuruan langsung menggelar konferensi pers. Namun kepolisian menyatakan belum bisa menyimpulkan penyebab Novia Widyasari bunuh diri. Apakah depresi akibat ditinggal ayahnya atau karena masalah asmaranya dengan Randy?
“Kita akan mendalami lagi terkait apa yang menjadi penyebab itu (bunuh diri Novia). Kita tidak berhenti, tetap akan kita kembangkan sehingga bisa membuat (kasus) lebih terang kembali,” tandas Wakapolda.
Sikap Polisi dan Ayah Randy
Mabes Polri telah resmi memberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) Randy Bagus Hari Sasongko. Anggota Polres Pasuruan berpangkat Bripda itu uga dijerat pasal 348 jo 55 KUHP dengan ancaman hukuman 5,5 tahun dan kini mendekam di balik jeruji besi proses hukum pidana selanjutnya seperti yang dijanjikan Wakapolda Jatim yakni mengungkap kasus ini hingga tuntas.
Namun dalam postingan foto Randy saat berada di ruang tahanan yang menyebar di medsos, netizen lagi-lagi bersikap kritis. Mereka menyoroti pemuda berusia 21 tahun itu berdiri di dalam penjara dengan kondisi tangan diikat, tetapi gembok jeruji besi tidak terpasang di pintu melainkan disangkutkan di bagian sampingnya pada sisi luar.
Netizen menganggap foto hanya sebagai bukti ke publik kalau tersangka benar-benar dipross hukum. Selebihnya, mereka merasa pesimis Randy bakal mendapat hukuman yang adil dan setimpal.
“Kalo emang kenyataannya gitu parah banget hukum keadilan di indonesia!! lama-lama jadi negara liberal nihh,” komentar pemilik akun @nidaaslamet, Senin (6/12/2021).
“Sudah kuduga uang yg berkuasa, OPO maneh pelakune konco dw luurr..wes tambah ajor citrane polisi Nang masyarakat??? (apalagi pelakunya teman sendiri lur, sudah tambah hancur citranya polisi di masyarakat),” ujar akun facebook Imam Nukshin, Selasa (7/12/2021).
Sementara di sisi lain, Niryono, ayah Randy, yang bungkam sejak kasus ini mencuat, akhirnya angkat bicara. Lewat rekaman video, Senin (6/12/2021), ia meminta maaf telah atas kabar hebih yang menyangkut anaknya dalam beberapa hari ini.
“Kami sekeluarga sebagai orangtua meminta maaf kepada publik atas berita yang heboh di publik,” ujarnya.
Niryono menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Novia Widyasari. Ia bahkan menyebut mantan pacar putranya sebagai calon menantu.
“Ikut berbelasungkawa atas meninggalnya calon menantu saya Novia. Mudah-mudahan diterima di sisi Allah. Saya sangat kasihan dan prihatin,” ucapnya.
Dalam video itu, Niryono sempat mengklarifikasi kabar santer bahwa dirinya adalah anggota DPRD. Ia membantah informasi itu sembari mengakui dirinya hanya pedagang gerabah.
“Saya tengkulak gabah, wiraswasta,” pungkas pria yang kerap tampil klimis ini.
Sementara ibu Randy tidak berani tampil ke depan publik. Ia dikabarkan tengah mengalami tekanan mental akibat komentar pedas netizen yang membbanjrii media sosial.
Ibu Korban ‘Menyerah’
Kontroversi tidak hanya datang dari informasi di medsos, kepolisian dan keluarga Randy. Pihak keluarga korban yakni Fauzan Safaroh (50), ibu dari Novia Widyasari.
Seperti ayah Randy, ibu korban juga tiba-tiba berbicara lewat rekaman video yang akhirnya viral. Dalam pengakuannya, ia meminta maaf atas semua berita yang sudah beredar seputar putirnya.
“Saya mamanya Novia, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas berita yang sudah beredar, atas kejadian semua ini,” ungkap ibu Novia Widyasari.
“Saya memohon maaf atas semua kesalahan anak saya kepada seluruhnya, kepada semuanya yang telah mengenal anak saya. Kesalahan anak saya tolong dimaafkan,” lanjutnya.
Safaroh juga memohon agar peristiwa yang dialami putrinya tidak dibesar-besarkan lagi di media sosial ataupun media lain. Ia bahkan menceritakan kondisi putrinya sebelum mengakhiri hidup.
“Dan saya mohon maaf sekali, bahwasannya, ini adalah kejadian yang di luar nalar saya, di luar kemampuan saya. Dan saya mohon maaf sekali supaya ini tidak dibesar-besarkan, baik di Twitter maupun apapun,” tuturnya.
Ia mengungkapkan jika Novia sempat dibawa ke rumah sakit jiwa (RSJ) untuk diperiksa. Hasil diagnosa dokter jiwa menyatakan korban mengalami stres berat.
“Memang anak saya ini, istilahnya bisa dikatakan sakit ya, depresi. Pada tanggal 29 November, hari Senin itu, saya datang ke RSJ. Dan di RSJ itu, (Novia) memang dinyatakan stres,” pungkasnya.
Sikap ibu Novia ini sontak memancing respon publik jagat maya. Netizen memberi semangat agar jangan menyerah untuk mencari keadilan bagi anaknya yang sudah meninggal dunia.
“Maafin boleh bu, tapi anakmu butuh keadilan. jangan pasrah² talah bu, mereka gabakalan kapok kalo ga diusut. hayu bu semangat bu..,” tulis Issa, pemilik akun twitter @urlovelywaifu.
Ada juga yang merasa pernyataan Fauzan Safaroh ini bisa jadi akibat tekanan mental, bahkan kemungkinan mendapat ancaman dari pihak lain. Karena sebelumnya dikabarkan bahwa korban sebelum melakukan aborsi sempat mendapat teror di rumahnya.
“Paling juga dapet tekanan, terror dll… Asudahlah,” ujar akun@wiro20.
“Ibu itu anak ibu tertekan bu, ibu jngan takut semua sudh ada buktinya,ibu jngan pasrah dengan keadaan ini,ini harus di usut tuntas biar jerah untuk oknum2,anggota maupun tidak,saya sebagai laki2 pun membaca cerita keluh kesah anak ibu bner2 mewek sekaligus marah sama pelaku,” imbuh @aryodidik. (im)