Bupati Ikfina Fahmawati bersama peserta didik baru SDN Bangsal, Senin (17/7/2023).

IM.com – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati meminta orang tua terus mendukung tumbuh kembang anak secara optimal dalam memasuki masa pendidikan dasar. Upaya ini sejalan dengan program transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) yang menyenangkan untuk meningkatkan kualitas SDM.

Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan itu merupakan program Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Salah satu wujud nyata program ini adalah dihapusnya tes membaca, menulis dan berhitung (Calistung) saat pertama masuk jenjang ke SD. Sehingga program transisi PAUD ke SD yang menyenangkan perlu diketahui orang tua.

“Jadi kita perlu minta dukungan dari ibu-bapak semuanya. Bagaimana kemudian kita nanti memberikan penguatan-penguatan agar anak-anak ini senang belajar dan senang sekolah,” kata Bupati Ikfina saat memberikan pendidikan parenting kepada orang tua dari peserta didik baru SDN Bangsal, Senin (17/7/2023).

Menurut Ikfina, seluruh pihak khususnya para orang tua  harus mempersiapkakan anak-anak yang akan masuk kelas 1 SD ini agar bisa memaknai proses belajar sebagai sesuatu yang positif dan menyenangkan
Transisi PAUD ke SD, lanjutnya, merupakan proses perpindahan peran anak sebagai peserta didik PAUD menjadi peserta didik SD dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan belajar baru.

Kesiapan bersekolah harus berangkat dari tujuan pembelajaran yang sesungguhnya. Yaitu memastikan setiap anak mendapatkan haknya memiliki kemampuan pondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

“Sehingga, transisi PAUD ke SD adalah upaya untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya terlepas dari manapun titik berangkat anak,” ujarnya.

Ikfina menjelaskan, penguatan transisi PAUD SD sangat penting untuk mengubah miskonsepsi di lapangan, seperti praktik PPDB yang masih menerapkan tes calistung. Serta pembelajaran yang belum mencerminkan pemahaman bahwa membangun kemampuan fondasi yakni kematangan sosial emosional, kemampuan literasi dan numerasi dasar.

Ia menilai, pembentukan pondasi kemampuan itu memang harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Sejak PAUD hingga SD kelas awal.

“Membangun kemampuan pondasi merupakan suatu proses bertahap dan berkelanjutan yang dibangun sejak PAUD hingga SD kelas awal dengan memberikan ruang dan fasilitas untuk wadah ekspresi anak-anak kita,” jelas Ikfina

Bunda PAUD Kabupaten Mojokerto ini juga menjelaskan, ada enam kemampuan fondasi anak yang lebih penting untuk diajarkan di luar dari Calistung, yakni mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar.

“Kemudian pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, dan terakhir pemaknaan terhadap belajar yang positif,” pungkasnya. (im)

22

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini