Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama Gubernur Jatim Soekarwo melepas ekspor ribuan ton kooditi holtikultura asal Jatim ke berbgai negara di Asia, Senin (8/10/2018) di Surabaya.

IM.com – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memberi apresiasi tinggi atas keberhasilan Jawa Timur menjadi provinsi yang memiliki populasi sapi potong tertinggi. Keberhasilan itu tak lepas dari inseminasi buatan (IB) untk sapi potong di Jatim yang dianggap terbaik.

Menurut Amran, IB di Jawa Timur berhasil naik mencapai 120 persen atau 40 sampai 50 persen dari total nasional.

“Populasi sapi juga tertinggi. Ini pak gubernur yang luar biasa,” puji Amran seusai rapat dengan Gubernur Jatim Soekarwo di Kantor Dinas Peternakan Provinsi, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Senin (8/10/2018).

Amran menambahkan apabila ada lima provinsi yang seperti di Jatim, kelahiran anakan sapi bisa mencapai 5 juta lebih. Maka, permasalahan kebutuhan sapi nasional akan tercukupi tanpa harus impor.

“Persoalan sapi sudah selesai,” tuturnya.

Amran mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan kontes sapi secara nasional. Pihaknya juga akan melaksanakan Focus Discussion Group (FGD) untuk mengembangkan populasi sapi potong.

“Nanti kami undang seluruh peternak Indonesia untuk ikut kontes sapinya,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian sebagaimana dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), populasi sapi potong pada 2017 diperkirakan mencapai 16,6 juta ekor naik 3,72% dari tahun sebelumnya yang masih 16 juta ekor.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,5 juta ekor atau 27,4% berada di Jawa Timur dan menjadikan provinsi paling timur di Pulau Jawa tersebut merupakan daerah dengan dengan populasi sapi potong terbesar dibanding daerah lainnya.

Provinsi dengan populasi sapi potong terbesar Jawa Tengah sebesar 10,35% dari total populasi dan Sulawesi Selatan 8,64%. Dari 10 provinsi dengan populasi sapi potong terbesar menguasai 77,4%  atau sekitar 12,84 juta dari total populasi  tanah air.

Sayangnya, ketersedian sapi nasional tersebut ternyata belum mampu untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri sehingga harga daging sapi hingga saat ini masih di atas Rp 100 ribu/kg. Meningkatnya kebutuhan daging sapi dalam negeri membuat pemerintah setiap tahun harus impor daging sapi dan sapi bakalan dari luar negeri.

Pemerintah berencana mendatangkan sapi indukan sebanyak 15 ribu ekor dari luar negeri dengan alokasi anggaran senilai Rp 450 miliar. Langkah ini untuk mendorong lonjakan populasi di tanah air agar dapat memenuhi kebutuhan daging sapi domestik serta untuk menekan harga daging sapi. Seperti diketahui, harga daging sapi lokal cukup mahal dan masih berada di atas Rp 100 ribu/kg.

Tiga Besar Provinsi dengan Populasi Sapi Potong Tertinggi tahun 2017:

Nasional : 16.599.247 ekor

  1. Jawa Timur : 4.545.780 ekor
  2. Jawa Tengah : 1.718.206 ekor
  3. Sulawesi Selatan : 1.434.999 ekor
  4. Nusa Tenggara Barat : 1.128.760 ekor
  5. Nusa Tenggara Timur : 1.003.704

Jatim Ekspor Ribuan Ton Komoditi Holtikultura

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Amran SulaimanAmran melepas ekspor aneka komoditas hortikultura asal Jatim ke berbabagai negara di Asia. Di antaranya ekspor mangga ke Singapura dan Malaysia dengan total 100 ton sepanjang 2018.

Menurut Amran,ekspor mangga dari Januari sampai Juli 2018 sangat tinggi, nilainya mencapai Rp 1,85 miliar, sementara impornya hanya Rp 70,56 juta.Estimasi ekspor mangga 2018 sebesar 835 ton, naik 6 persen dari 2017 yang hanya 790 ton.

“Ini menunjukkan upaya pemerintah mendorong petani dan pelaku usaha membuahkan hasil positif, yakni ekspor terus naik,” katanya.

Selain mangga, Mentan bersama Gubernurn Soekarwo juga melepas benih kangkung ke China, Malaysia, dan Vietnam dengan total 800 ton, dan ekspor bawang merah ke Filipina dengan total 800 ton. 

Amran optimis, volume ekspor komoditas pertanian bakal terus melonjak. Beberapa komoditas yang sudah tembus pasar ekspor adalah mangga, manggis, salak, nanas, benih, sayuran, bawang merah, tanaman hias, telur, ayam, kambing, dan jagung.

Pada tahun 2017, ekspor produk pertanian secara umum nilainya mencapai Rp 442 triliun, naik 24 persen dibanding 2016, sehingga berdampak pada surplus neraca perdagangan pertanian 2017 sebesar Rp 214 triliun. Sementara data BPS menyebut, nilai ekspor komoditas hortikultura segar dari Januari sampai Juli 2018 mencapai Rp 1,22 triliun, atau naik sebesar 60,5 persen dibanding periode tahun sebelumnya yang hanya Rp 0,76 triliun.

Untuk bawang merah, pemerintah menargetkan ekspor di tahun 2018 mencapai 15.000 ton. Target itu naik 128 persen dibandingkan ekspor tahun 2017 yang hanya 6.588 ton. (jan/im)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini